Pemanfaatan Potensi Pesisir
Dengan Budidaya Ikan Bandeng Tambak
Indonesia merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia. Dengan 13.667 pulau, wilayah laut yang luas dan garis pantai
yang panjangnya lebih dari 81.000 km, Indonesia memiliki potensi sumberdaya
laut dan pantai yang besar. Perairan Indonesia memiliki suatu karakteristik
fauna tropis yang tidak ada bandingnya. Saat ini perairan Indonesia
diidentifikasi lebih dari 2500 spesies ikan yang berbeda jenis.
Potensi sumberdaya perairan Indonesia yang besar membuat bidang perikanan
menjadi salah satu aspek harus diprioritaskan bagi Pembangunan Nasional bangsa
Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 1985 yang mengatur
bidang perikanan menyebutkan bahwa, dalam usaha mencapai tujuan Pembangunan
Nasional berdasarkan Wawasan Nusantara, bidang perikanan harus mampu ikut serta
mewujudkan kekuatan ekonomi sebagai upaya meningkatkan Ketahanan Nasional.
Peran serta dan sumbangan bidang perikanan dalam proses pembangunan nasional
misalnya: 1) Menambah devisa negara melalui kegiatan ekspor hasil perikanan. 2)
Meningkatkan gizi masyarakat. 3) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini
berkaitan dengan masyarakat yang bekerja dan mencari nafkah dibidang perikanan.
Dewasa ini peledakan jumlah penduduk telah membawa akibat yang cukup luas
diberbagai segi kehidupan manusia. Kenaikan jumlah penduduk tidak hanya
menuntut peningkatan penyediaan bahan pangan, tetapi juga peningkatan bidang
gizi. Berbagai upaya sejak dulu ditempuh untuk meningkatkan produksi pangan,
dan sekarang upaya peningkatan dibidang gizi mulai diperhatikan. Ikan sebagai
sumber gizi, semakin neningkat permintaannya seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk.
Usaha peningkatan produksi perikanan di Indonesia tidak selayaknya hanya
menggantungkan diri pada usaha penangkapan ikan di laut lepas dan perairan umum
lainnya, karena jika terjadi eksploitasi secara terus-menerus seiring dengan
teknologi penangkapan yang semakin maju justru akan mengganggu kelestarian
sumberdaya perairan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, usaha
peningkatan produksi perikanan melalui usaha penangkapan ikan di laut lepas dan
perairan umum lainnya harus diimbangi dengan usaha budidaya perikanan didarat
atau yang biasa disebut dengan perikanan darat.
Bandeng merupakan salah satu jenis ikan budidaya air payau (tambak) yang
sekaligus juga merupakan bahan konsumsi masyarakat luas, sehingga mempunyai
prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan di Indonesia. Bandeng mempunyai
toleransi salinitas yang tinggi (euryhalien) sehingga dapat dibudidayakan
ditambak yang berair payau. Sifat euryhalien ini memungkinkan daerah
pemeliharaannya tidak terbatas pada tambak pantai (tambak yang berjarak 0,5-1
km dari garis pantai), tetapi juga dapat dibudidayakan di tambak darat (tambak
yang berjarak lebih dari 1,5 km dari garis pantai yang mana salinitasnya lebih
rendah dari tambak pantai. Selain bersifat euryhalien, ikan bandeng juga tahan
terhadap temperatur yang tinggi sehingga coook di budidayakan di Indonesia.
Keadaan lain yang menguntungkan adalah tidak adanya musim dingin di Indonesia,
sehingga pengusahaannya dapat berlangsung sepanjang tahun.
Penyebaran ikan bandeng begitu luas, bahkan hampir setiap pantai di Indonesia
terdapat benih bandeng (nener). Penyebaran bandeng di Indonesia meliputi
daerah-daerah pantai di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali serta
Pulau Buru. Di pulau Jawa, nener sering ditangkap di pantai Banten, Jakarta,
Cirebon, Semarang, Gresik dan Surabaya.
Dalam usaha budidaya bandeng, pengetahuan yang mendalam para petani tambak
terhadap faktor produksi yang berpengaruh terhadap hasil produksi sangat
penting. Jenis-jenis faktor produksi dan seberapa besar pengaruh faktor-faktor
produksi tersebut terhadap hasil produksi, mutlak harus diketahui agar kegiatan
budidaya memperoleh hasil yang menguntungkan. Berdasarkan kondisi tersebut,
maka diperlukan suatu perhitungan biaya produksi dan perkiraan pendapatan yang
akan diperoleh dari budidaya bandeng sehingga dapat diketahui apakah budidaya
bandeng tersebut menguntungkan atau tidak dan berapa lama biaya investasi dapat
di kembalikan.
Analisis yang digunakan untuk menguji kelayakan usaha budidaya bandeng dalam
penelitian ini dilakukan karena setiap kegiatan usaha pasti akan mengandung
resiko, baik resiko terhadap komoditas maupun resiko keuangan. Analisis
kelayakan dilakukan untuk memperkecil resiko investasi dan sekaligus membantu
dalam mengambil keputusan investasi secara tepat.
Sebagai ikan laut, bandeng tersebar mulai dari pantai Afrika timur sampai ke
Kepulauan Tuamotu sebelah timur Tahita, dan dari Jepang selatan sampai
Australia utara. Sifat yang menyolok dari ikan bandeng ialah sifat euryhallien,
yaitu tahan terhadap perubahan yang besar dalam hal salinitas air, hal ini
membuat bandeng dapat dipelihara dalam tambak air payau. Meskipun kadar garam
dalam tambak air payau sering turun-naik, kehidupan sehari-hari ikan bandeng
tidak terpengaruh.
Dalam mencari makan, ikan bandeng mengais ganggang biru yang tumbuh menempel di
dasar, kalau sudah terangkat dan mengapung dekat permukaan air oleh
gelembung-gelembung oksigen hasil proses fotosintesis mereka.
Pembiakan induk bandeng terjadi di dekat pantai yang airnya jernih, sedalam
40-50 meter, menghasilkan telur sebesar 1,2 mm mengapung di bawah permukaan
air. Pelepasan telur terjadi pada waktu malam hari di tempat sejauh 5-7 mil
laut dari pantai. Telur bandeng menetas dalam waktu 24 jam, menjadi nener
selembut 5 mm. Sambil tumbuh lebih lanjut, nener itu terbawa oleh air mendekati
pantai, kemudian ditangkap oleh para penyeser. Dalam bentuk nener inilah ikan
bandeng ditebarkan dan dipelihara dalam tambak hingga sampai dapat dipanen
kelak.
Di kalangan pertanian, istilah budidaya digunakan bagi kegiatan usaha produksi
suatu komoditi. Istilah budidaya merupakan padanan bagi istilah culture (bahasa
Inggris), misalnya fish culture, yang mengusahakan ternak ikan dikolam; marine
culture, yang mengusahakan hasil laut.
Dalam usaha budidaya bandeng, para petani tambak akan mengalami beberapa
tahapan kegiatan sejak dari persiapan tambak sampai dengan pemanenan hasil.
Adapun tahapan-tahapan dalam budidaya bandeng pada umumnya adalah:
1.
Perbaikan Pematang dan
Saluran.
2.
Perdalaman dan Perataan
Dasar Pelataran Tengah.
3.
Pengeringan Dasar Tambak.
4.
Pemupukan dan Pemberantasan
Hama.
5.
Penyiapan dan Penebaran
Benih Bandeng (nener).
6.
Pemungutan Hasil.
Perbaikan Pematang dan Saluran
Perbaikan pematang dan saluran lazimnya dilakukan bersamaan atau beruntun
saling susul-menyusul. Parit keliling dan saluran pembagi air yang mendangkal
karena timbunan lumpur dari tempat lain, dikeduk agar normal kembali sedalam
ukuran yang telah ditetapkan sebelumnya.Tanah hasil kedukan ini diteplokkan
pada sisi pematang yang sementara itu mungkin juga sudah longsor karena
terkikis tanahnya sebagian dan memperdangkal parit keliling atau saluran
pembagi air di dekatnya.
Perdalaman dan Perataan Dasar Pelataran Tengah
Perdalaman dan perataan dasar pelataran tengah perlu dilakukan karena selama
periode masa pemeliharaan sebelumnya, petakan tambak sudah menerima endapan
lumpur yang terbawa oleh air masuk. Agar kedalaman air selama masa pemeliharaan
berikutnya tetap normal sebagaimana yang dikehendaki, endapan lumpur
dipelataran tengah ini perlu dikeruk juga. Kalau dilakukan setiap musim
kemarau, petakan tambak yang bersangkutan pasti tidak begitu banyak tertimbun
lumpur, sehingga penyiapannya tidak akan terasa begitu berat seperti pada
pengerukan parit keliling. Perataan tanah bertujuan untuk menciptakan pelataran
atau ladang pertamanan dibawah permukaan air bagi klekap yang hanya mau tumbuh
subur bila berada dalam air yang rata-rata kedalamannya 40 centimeter.
Pengeringan Dasar Tambak
Pengeringan dasar tambak bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah, seperti
yang dilakukan di kalangan pertanian mutlak diperlukan agar kemampuan tanah
untuk menghasilkan ganggang biru yang membentuk klekap dapat senantiasa
dipertahankan. Tanah tambak yang terus-menerus terendam air, semakin lama
semakin anaerob, sehingga proses mineralisasi bahan organik yang memerlukan
suasana anaerob terhambat jalannya, padahal hasil mineralisasi berupa mineral
ini diperlukan oleh ganggang-ganggang biru klekap.
Pemupukan dan Pemberantasan Hama
Pemupukan tambak sebenarnya sudah lama dikenal serta dilakukan oleh para petani
tambak. Para petani produsen memupuk tambak dengan tujuan menyuburkan
pertumbuhan klekap. Klekap tumbuh pada dasar tambak, sehingga pemupukan juga
pada tanah ini. Pada umumnya para petani tambak menggunakan jenis pupuk yang
biasanya dipergunakan dikalangan pertanian seperti pupuk kandang, kompos,
guano. Di daerah tambak yang banyak ditumbuhi pohon bakau, orang memanfaatkan
daun bakau, rumput-rumputan dari pematang sebagai pupuk hijau. Daun-daunan itu
digundukkan di beberapa tempat, dengan puncaknya tetap di atas permukaan air
agar pelan-pelan mengalami proses pembusukkan. Jumlah pupuk yang diperlukan
bagi tiap hektar tambak sekitar 2000 kg, sehingga pengadaannya akan merepotkan
para petani produsen dan akhirnya sering tidak dipergunakan, Pemupukan, tambak
lebih sering menggunakan pupuk anorganik, yaitu campuran pupuk urea dan triple
super phosphat (TSP) dengan perbandingan 2:1.
Agar petani produsen budidaya tambak berhasil dalam usahanya, penanggulangan
hama harus dilakukan. Hama yang diprioritaskan penanggulangannya dapat
diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yakni: 1) Hama pengganggu, hama jenis
ini merusak lingkungan tambak, seperti membuat pematang bocor dan merusak pintu
air. Hama yang sering menggangu antara lain bangsa ketam, remis penggerek dan
udang tanah. 2) Hama penyaing, jenis hama penyaing (competitor) ini dapat
menyaingi bandeng dalam berebut makan maupun kandungan oksigen dalam tambak,
Yang termasuk hama ini adalah siput, ikan liar dan ketam-ketaman. 3) Hama
pemangsa, hama pemangsa sangat merugikan, karena hama ini langsung memangsa
bandeng di dalam tambak. Yang termasuk hama pemangsa adalah ikan buas (payus)
dan kakap.
Cara penanggulangan dan pemberantasan hama tambak dapat dilakukan dengan
menggunakan dua cara, yaitu: 1) Pemberantasan secara mekanis, yaitu
pemberantasan dilakukan bersamaan dengan pengeringan, Setelah tambak kering,
hama kemudian dibunuh. 2) Pemberantasan secara kimiawi, yaitu pemberantasan
dengan menggunakan racun nabati atau pestisida.
Penyiapan dan Penebaran Benih Bandeng (nener)
Sukses tidaknya pengusahaan tambak tergantung juga pada penyediaan nener waktu
musim tanam yaitu musim labuhan bulan Oktober-November, dan kemudian disusul
dengan penebaran susulan dalam musim mareng bulan Mei tahun berikutnya.
Penangkapan nener dilakukan didaerah pantai yang berpasir, landai dan berair
jernih. Penebaran nener dilakukan pada petak peneneran yang airnya jelas payau,
tidak terlalu tinggi salinitasnya. Salinitas antara 15% - 20% adalah kondisi
salinitas yang optimum. Penebaran dilakukan pagi-pagi benar atau kalau tidak
dilakukan sore hari, setelah suhu udara sejuk kembali. Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah agar perbedaan suhu air pengangkutan dan air tambak tidak
terlalu besar, karena nener tidak mampu menyesuaikan diri jika perbedaan suhu
keduanya terlalu mencolok.
Pemungutan Hasil
Ikan bandeng biasa membentuk suatu kelompok dengan dipimpin oleh seekor bandeng
di depan. Salah satu sifat bandeng yang telah dewasa adalah keinginannya yang
kuat untuk meloloskan diri dari tambak. Hal ini bukan terjadi karena perbedaan
kadar garam atau oksigen, akan tetapi karena naluri berupaya kembali ke laut
setelah dewasa untuk berkembang biak. Setelah bandeng menampakkan tanda-tanda
ingin kembali ke laut, segera dimasukkan ke petakan tambak pada waktu air pasang.
Hal ini menjadikan bandeng-bandeng tersebut untuk berenang mendekati pintu air.
Bandeng-bandeng akan berjam-jam berenang berhenti dalam arus air laut ini.
Sifat bandeng yang demikian dimanfaatkan para petani produsen untuk memungut
hasil, Pemungutan hasil dengan cara demikian dinamakan cara nyerang.
0 Response to "Budidaya Ikan Bandeng Tambak"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.