Status Epileptikus (SE) adalah suatu kegawat daruratan saraf
yang harus ditangani segera. Status epileptikus merupakan masalah
kesehatan umum yang diakui meningkat akhir-akhir ini terutama di negara Amerika
Serikat. Ini berhubungan dengan mortalitas yang tinggi dimana pada 152.000
kasus yang terjadi tiap tahunnya di USA menyebabkan kematian. Begitu pula dalam
praktek sehari-hari status epileptikus merupakan masalah yang harus secara
cepat dan tepat ditangani untuk mencegah kematian ataupun akibat yang terjadi
kemudian.
Bila status epileptikus tidak
bisa diatasi dalam satu jam, sudah akan terjadi kerusakan jaringan otak yang
permanen. Studi eksperimental terbaru terhadap status epileptikus menunjukkan kerusakan otak permanen dapat terjadi setelah 60
menit aktivitas kejang tidak terkontrol.
Oleh karena itu gejala ini harus dapat dikenali dan ditanggulangi secepat
mungkin. Rata-rata 15% penderita meninggal, walaupun pengobatan dilakukan
secara tepat. Lebih kurang 60 - 80% penderita yang bebas dari kejang setelah
lebih dari 1 jam akan menderita cacat neurologis atau berlanjut menjadi
penderita epilepsi. Penyebab umum kematian adalah terjadinya aritmia jantung
dengan komplikasi lainnya diantaranya rhabdomyolysis,
acute tubular necrosis dan neurogenic
pulmonary edema
Angka kejadian kejang status epileptikus setiap
tahunnya diseluruh dunia tercatat kurang lebih 17-23 kasus per 100.000 anak-anak. Kira-kira 60.000 – 160.000 kasus
dari status epileptikus tonik-klonik umum yang terjadi di Amerika Serikat
setiap tahunnya. Pada surveilan insidensi
laporan status epileptikus di North London berkisar 18-20/100.000/tahun, lebih tinggi dibandingkan laporan
studi epidemiologi status epileptikus pada orang dewasa yang berkisar 4 –
6/100.000/tahun5,
Sedangkan angka kejadian status epileptikus pada anak di negara berkembang adalah
20
kasus per 100.000 penduduk per tahun dan angka kejadian tersebut bervariasi terhadap
sosial ekonomi dan etnis karakteristik populasi.
Secara keseluruhan, insiden tertinggi terjadi
selama kehidupan tahun
pertama,
dan demam
adalah penyebab tunggal paling
umum,
sekitar 40%
anak akan memiliki kelainan neurologis sebelumnya dan kurang dari
15% memiliki riwayat
epilepsi.
Pada sepertiga kasus, status
epileptikus merupakan gejala yang timbul pada pasien yang mengalami epilepsi
berulang. Sepertiga kasus terjadi pada pasien yang didiagnosa epilepsi,
biasanya karena ketidakteraturan dalam memakan obat antikonvulsan. Mortalitas yang
berhubungan dengan aktivitas kejang sekitar 1-2 persen, tetapi mortalitas yang
berhubungan dengan penyakit yang menyebabkan status epileptikus kira-kira 10
persen. Pada kejadian tahunan menunjukkan suatu distribusi bimodal dengan
puncak pada neonatus, anak-anak dan usia tua.
Tatalaksana kejang seringkali
tidak dilakukan secara baik. Karena diagnosis yang salah atau penggunaan obat
yang kurang tepat dapat menyebabkan kejang tidak terkontrol, depresi nafas dan
rawat inap yang tidak perlu. Hampir 5% anak berumur di bawah 16 tahun
setidaknya pernah mengalami sekali kejang selama hidupnya sebagai suatu tanda
keadaan darurat neurologis. Kejang mungkin sederhana, dapat berhenti sendiri
dan sedikit memerlukan pengobatan lanjutan, atau merupakan gejala awal dari
penyakit berat, atau cenderung menjadi status epileptikus. Maka langkah awal
dalam menghadapi kejang adalah memastikan apakah gejala saat ini kejang atau
bukan sehingga selanjutnya dapat melakukan identifikasi kemungkinan penyebabnya
0 Response to "Status Epileptikus"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.