Kelainan
tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan selama
kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama kehamilan,
menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid adalah
kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan dari kebutuhan tubuh. Wanita hamil dengan eutiroid memunculkan
beberapa tanda tidak spesifik yang mirip dengan disfungsi tiroid sehingga
diagnosis klinis sulit ditegakkan. Sebagai contoh, wanita hamil dengan eutiroid
dapat menunjukkan keadaan hiperdinamik seperti peningkatan curah jantung,
takikardi ringan, dan tekanan nadi yang melebar, suatu tanda-tanda yang dapat
dihubungkan dengan keadaan hipertiroid.
Prevalensi hipertiroidisme saat kehamilan, bervariasi
dari 0.1% - 0.4%. Penyakit Graves merupakan penyebab terbanyak (85 %). Penyebab yang lain adalah
“single toxic adenoma”, goiter toksik
multinoduler, dan sub akut tiroiditis, sedangkan penyebab yang sangat jarang adalah pemberian hormon tiroid eksogen
dan mola hidatidosa.
Disfungsi
tiroid autoimun umumnya menyebabkan hipertiroidisme dan hipotiroidisme pada
wanita hamil. Kelainan endokrin ini sering terjadi pada wanita muda dan dapat
mempersulit kehamilan, demikian pula sebaliknya. Penyakit Graves terjadi
sekitar lebih dari 85 % dari semua kasus hipertiroid, dimana Tiroiditis
Hashimoto adalah yang paling sering untuk kasus hipotiroidisme. Tiroiditis
postpartum adalah penyakit tiroid autoimun yang terjadi selama tahun pertama
setelah melahirkan. Penyakit ini memberikan gejala tirotoksikosis transien yang
diikuti dengan hipotiroidisme yang biasanya terjadi pada 8-10% wanita setelah
bersalin.
Hipertiroid adalah suatu
sindroma klinik akibat meningkatnya sekresi hormon tiroid T4, T3 atau
kedua-duanya. Walaupun tidak sama, istilah hipertiroid sering disebut juga
tirotoksikosis. Berbagai penyebab dapat mengakibatkan hipertiroid . Tiga
penyebab utama ialah penyakit autoimmun Graves, struma multinoduler dan adenoma
toksik, tetapi sebagian besar penyebab hipertiroid yaitu sekitar 90% disebabkan
oleh penyakit autoimmun Graves. Baik struma multinoduler maupun adenoma toksik
lebih sering ditemukan pada mereka yang berumur lanjut yaitu antara 40 - 60
tahun, sedangkan penyakit Graves sebagian besar pada umur antara 20-40 tahun.
Hipertiroid pada kehamilan ( morbus
basodowi ) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya
metabolism basal15-20 %, kadang kala diserta pembesaran ringan kelenjar tiroid.
Penderita hipertiroid biasanya mengalami gangguan haid ataupun kemandulan.
Kadang juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul dalam masa
kehamilan.
Kejadian penyakit ini diperkirakan
1:1000 dan dalam kehamilan umunya disebabkan oleh adenoma tunggal. Pasien dengan
penyakit primer ini mungkin mengidap batu ginjal, penyakit tulang atau tanpa
gejala.
Di praktek sehari-hari
penderita hipertiroid yang datang mengunjungi dokter atau klinik hampir 90%
adalah penyakit hipertiroid Graves. Mengingat penyakit Graves ditemukan pada
umur antara 20-40 tahun, dengan sendirinya apabila kita berbicara mengenai
hipertiroid dengan kehamilan, hampir selalu yang ditemukan adalah penderita
hipertiroid Graves.
Pada umumnya semua penderita
hipertiroid tanpa memandang penyebab akan memberikan gambaran klinik yang sama,
cara diagnosis yang sama dan pengobatan yang hampir sama pula. Pada beberapa
keadaan tertentu memerlukan pendekatan diagnosis yang agak lain disamping
pengobatan yang lebih spesifik, misalnya pada krisis tiroid, oftalmopati
Graves, periodik paralisis tirotoksikosis dan hipertiroid dengan kehamilan.
Hipertiroid ditemukan pada 1:1000
kehamilan. Tanpa pengobatan yang adekuat, dapat terjadi keguguran, bayi lahir
prematur atau lahir dengan berat badan kurang dari normal . Hipertiroid dengan
kehamilan bisa terjadi pada seseorang yang sudah dikenal sebagai penderita
Graves kemudian menjadi hamil, atau hipertiroid yang baru diketahui saat hamil,
bahkan dapat terjadi hipertiroid baru muncul setelah persalinan. Khusus untuk
penyakit Graves dengan kehamilan, hipertiroid Graves biasanya menjadi lebih
berat pada trimester pertama kehamilan, dengan demikian insidens
tertinggi hipertiroid dengan kehamilan akan ditemukan pada umur kehamilan
trimestar pertama.
Tidak jarang seorang penderita
Graves yang sudah eutiroid, menjadi hipertiroid kembali pada awal kehamilan.
Pada kehamilan yang lebih tua, penyakit Graves mempunyai kecenderungan untuk
mengalami remisi dan akan eksaserbasi lagi setelah persalinan. Fluktuasi
gambaran klinik penyakit Graves selama kehamilan disebabkan oleh perubahan
sistem imun ibu selama hamil . Pada saat hamil respons ibu mengalami penurunan.
Diduga bahwa pada saat hamil janin menghasilkan bahan supresor yang melewati
plasenta dan menekan reaksi imun ibu, dan akan menghilang lagi setelah
persalinan . Hal ini dapat menerangkan kenapa pasca persalinan dapat terjadi
eksaserbasi hipertiroid pada penderita Graves.
Pada seorang wanita hamil
yang disertai dengan hipertiroid, dokter akan ditantang oleh beberapa persoalan
yaitu :
- Bagaimana memastikan diagnosis adanya hipertiroid
- Bagaimana melakukan pengamatan lanjut (follow-up) yang baik agar kehamilan dapat berlangsung dengan aman.
- Pilihan pengobatan mana serta bagaimana cara pengobatan yang harus diberikan agar baik ibu maupun janin dapat terhindar dari penyakit akibat pengobatan.
- Bagaimana pengobatan pada saat laktasi.
0 Response to "Hipertiroid Saat Kehamilan"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.