Person Centered Therapy
Psikoterapi ini menekankan bahwa
prinsip terapi ini tidak hanya diterapakan dalam
proses terapi, tetapi prinsip-prinsip terapi ini dapat
diterapkan di berbagai setting seperti dalam masyarakat. Dengan meningkatkan
keterlibatan hubungan personal dengan klien, terapis lebih aktif
& terbuka, lebih memperhatikan pengaruh lingkungan.
Dikembangkan oleh carl ranson rogers pada tahun 1940 sampai dengan
1950 sehingga sering disebut juga Rogerian Counseling atau Rogerian Theraphy,
meskipun Rogers sendiri tidak setuju dengan istilah itu. Ketidaksetujuan Rogers
ini erat kaitannya dengan proses awal muncul PCT tersebut. Rogers sendiri
pertama-tama tidak bermaksud membuat suatu aliran terapi tersendiri. Ia hanya
mengemukakan serangkaiaan hipotesis tentang penyebab perubhan kepribadian
secara konstruktif. Kemudian ia menguji serangkaian hipotesis tersebut kepada
klien-kliennya, rogers juga mendorong dikembangkannya praktik terapi yang
dipeloporinya melalui berbagai penelitian dan percobaan sehingga teknik
tersebut dapat berkembang terus. Person Centered therapy terdiri dari empat
tahap:
1. Periode pertama (tahun 1940)
2. Periode kedua (tahun 1950)
3. Periode ketiga (tahun 1950-1970)
4. Periode keempat (tahun 1980-1990)
Pandangan
Person Centered menurut Carl Rogers
Konseling berpusat pada person (person
centred counseling) dikembangkan oleh Carl Person Rogers, salah seorang
psikolog klinis yang sangat menekuni bidang konseling dan psikoterapi. Dia
dilahirkan pada 1920 di Loak Park, Illinois. Keluarganya termasuk tekun
beragama dan Rogers sendiri termasuk penganut Protestan yang taat.3
Dalam bidang pendidikan tinggi, Rogers
menjadi mahasiswa pada Educational and Psychology Course di Columbia
University. Dari sinilah pokok-pokok pemikirannya dipengaruhi. Gelar doktornya
disandang pada usia 29 tahun pada universitas yang sama. Disertasi yang ditulis
adalah Measuring Personality Adjusment in Children Nine to Thirteen Years of
Age. Karya-karyanya sangat banyak, diantara buku yang telah ditulis
adalah: Counseling and Psychotherapy: Newer Concept in Practice, Client Centred
Therapy, Freedom to Learn, dan On Becoming Person, dan berbagai artikel tentang
teorinya di berbagai jurnal ilmiah. Rogers adalah penganut paham humanistic,
sejalan dengan teman-temannya seperti Abraham Maslow.
Berdasarkan sejarahnya, teori konseling yang
dikembangkan Rogers ini mengalami beberapa perubahan. Pada mulanya dia
mengembangkan pendekatan konseling yang disebut non-directive counseling
(1940). Pendekatan ini sebagai reaksi terhadap teori-teori konseling yang
berkembang saat itu yang terlalu berorientasi pada konselor atau directive
counseling. Pada 1951 Rogers mengubah namanya menjadi client centred counseling
sehubungan dengan perubaghan pandangan tentang konseling yang menekankan pada
upaya reflektif terhadap perasaan klien. Enam tahun
berikutnya, pada 1957 Rogers mengubah sekali lagi pendekatannya menjadi
konseling yang berpusat pada person (person centred), yang memandang klien
sebagai partner dan perlu adanya keserasian pengalaman baik pada klien maupun
konselor dan keduanya perlu mengemukakan pengalamannya pada saat hubungan
konseling berlangsung.
Konseling berpusat pada person ini memperoleh
sambutan positif dari kalangan ilmuwan maupun praktisi, sehingga dapat
berkembang secara pesat. Hingga saat ini, pendekatan konseling ini masih
relevan untuk dipelajari dan diterapkan. Dalam kaitan ini Geldard (1989)
menyatakan bahwa karya Rogers ini memiliki kekuatan (powerfull) dan manfaat
(userfull) dalam membantu klien.
Konsep Dasar
· Menekankan pada dorongan
dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu yang berkembang, untuk hidup sehat dan
menyesuaikan diri.2
· Menekankan
pada unsur atau aspek emosional dan tidak pada aspek intelektual.2
· Menekankan
pada situasi yang langsung dihadapi individu, dan tidak pada masa lampau.
· Menekankan pada hubungan terapeutik sebagai
pengalaman dalam perkembangan individu yang bersangkutan.
Ciri-ciri
pendekatan Person centered
1) Client
dapat bertanggungjawab, memiliki kesanggupan dalam memecahkan masalah dan
memilih perilaku yang dianggap pantas
bagi dirinya.
2) Menekankan
dunia fenomenal client. Dengan empati dan pemahaman terhadap client,
terapis memfokuskan pada persepsi diri client dan persepsi client terhadap
dunia.
3) Prinsip-prinsip
psikoterapi berdasarkana bahwa hasrat kematangan psikologis manusia itu berakar
pada manusia sendiri. Maka psikoterapi itu bersifat konstrukstif dimana dampak
psikoteraputik terjadi karena hubungan konselor dan client. Karena hal ini
tidak dapat dilakukan sendirian (client).
4) Efektifitas
teraputik didasarkan pada sifat-sifat ketulusan, kehangatan, penerimaan
nonposesif dan empati yang akurat.
5) Pendekatan
ini bukanlah suatu sekumpulan teknik ataupun dogma. Tetapi berakar pada
sekumpulan sikap dan kepercayaan dimana dalam proses terapi, terapis dan client
memperlihatkan kemanusiawiannya dan partisipasi dalam pengalaman pertumbuhan.
Bersambung.....
0 Response to "Person Centered Therapy Adalah"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.