Analisis
Jurnal Pertanian
November 06, 2012
Tugas : Metodologi
Penelitian
Dosen : Ir. Abang None M,Sp
Judul Jurnal :
Pengendalian Penyakit Ice-Ice untuk meningkatkan Produksi Rumput Laut Indonesia
Pengarang : Yimin Santoso dan Yudha Tri Nugraha
Tahun jurnal : 2007
Sumber jurnal :
Analisis Jurnal
Tema : Peningkatan
Produksi Rumput Laut Indonesia
Latar belakang masalah
Potensi pengembangan
budidaya rumput laut di Indonesia sangat besar karena lahan yang sesuai
tersedia sangat luas, keanekaragaman jenis rumput lautnya tinggi, teknologi
budidayanya sederhana dan modal yang dibutuhkan relatif kecil. Namun saat ini
usaha budidaya rumput laut menghadapi kendala serius akibat serangan penyakit
ice-ice. Penyakit ini biasa menyerang pada waktu musim hujan (Oktober-April)
dan bersifat menular karena disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini merupakan
efek bertambah tuanya rumput laut dan kekurangan nutrisi. Ice-ice ditandai
dengan timbulnya bercak-bercak merah pada thallus yang
kemudian menjadi kuning pucat dan berangsur menjadi putih dan akhirnya rontok.
Perubahan kondisi lingkungan yang mendadak seperti perubahan salinitas, suhu
air dan intensitas cahaya merupakan faktor utama yang memicu penyakit ice-ice.
Pada rumput laut yang terserang ice-ice dapat diisolasi bakteri Pseudoalteromonas
gracilis, Pseudomonas spp., dan Vibrio spp. Mengingat
penyakit tersebut sangat merugikan, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya agar
penyakit ice-ice dapat segera diatasi. Salah satunya adalah dengan penerapan Standar
Operating Procedure (SOP) secara benar dan konsisten dalam kegiatan
budidaya rumput laut. SOP ini meliputi tiga tahap kegiatan, yaitu penentuan
lokasi budidaya yang cocok, pemilihan bibit rumput laut yang berkualitas, dan
penggunaan teknologi budidaya yang sesuai dengan kondisi lokasi budidaya.
Dengan penerapan SOP ini diharapkan tingkat kerugian ekonomi akibat penyakit
ice-ice dapat diminimalkan.
Kata kunci :
Pengendalian, penyakit ice-ice, peningkatan produksi, rumput laut
Metode penelitian
Dalam penelitian ini, metode
penilitian yang digunakan adalah metode dengan deskripsi. Ini bermaksud untuk
mudah menyampaikan isi analisis jurnal kepada pembaca. Oleh karena itu,
penyebab utama penyakit ini adalah vbakteri: Pseudoalteromonas
gracilis, Pseudomonas spp. dan Vibrio spp.
Bio – Ekologi Patogen :
· Kasus ice-ice pada budidaya rumput laut dipicu
oleh fluktuasi parameter kualitas air yang ekstrim (kadar garam, suhu air,
bahan organik terlarut dan intensitas cahaya matahari).
· Pemicu lain adalah serangan hama seperti ikan
baronang, penyu hijau, bulu babi dan bintang laut menyebabkan luka pada
thallus, sehingga mudah terinfeksi oleh mikroorganisme.
· Pada keadaan stress, rumput laut akan
membebaskan substansi organik yang menyebabkan thallus berlendir dan merangsang
bakteri tumbuh melimpah di sekitarnya.
· Pertumbuhan bakteri pada thallus akan
menyebabkan bagian thallus menjadi putih dan rapuh. Selanjutnya, mudah patah,
dan jaringan menjadi lunak yang menjadi ciri penyakit ice-ice.
· Penyebaran penyakit ini dapat terjadi secara
vertikal (dari bibit) atau horizontal melalui perantaraan air.
Gejala klinis :
· Penyakit ini ditandai dengan timbulnya bintik /
bercak-bercak merah pada sebagian thallus yang lama kelamaan menjadi kuning
pucat dan akhirnya berangsur-angsur menjadi putih. Thallus menjadi rapuh dan
mudah putus.
· Gejala yang diperlihatkan adalah pertumbuhan
yang lambat. terjadinya perubahan warna menjadi pucat dan pada beberapa cabang
thallus menjadi putih dan membusuk.
Diagnosa :
· Pengamatan secara visual dan mikrobiologis.
Pengendalian :
· Penggunaan bibit unggul merupakan cara yang
sangat penting untuk pengendalian penyakit ice-ice.
· Desinfeksi bibit dapat dilakukan dengan cara
dicelupkan pada larutan PK (potasium permanganat) dengan dosis 20 PPM
· Pemilihan lokasi budidaya yang memenuhi
persyaratan optimum bagi pertumbuhan rumput laut.
· Penerapan teknik budidaya yang disesuaikan
dengan lingkungan perairan
· Memperhatikan musim dalam kaitannya dengan
teknik budidaya yang hendak diterapkan.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, tingkat produksi rumput laut di aceh sangat dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan rumput laut dibudidayakan. Disini bibit rumput laut
juga menjadi salah satu hal yang harus di perhatikan. Sangat disayangkan jika
lingkungan yang digunakan bersih tetapi bibit rumput laut nya rentan terhadap
serangan bakteri ini.
Jika Sseluruh lingkungan
tidak diperhatikan, maka akan menyebabkan keadaan setress rumput laut yang akan
mengurangi produktivitas rumput laut itu sendiri. Rumput laut sangat sensitif
terhadap keadaan lingkungan yang kotor dan sibuk atau dengan kata lain
aktivitas di permukaan air yang tinggi.
Hal yang yang memberi
pengaruh signifikan dalam produktivitas rumput laut di Indonesia adalah bibit
dan keadaan lingkungan tempat budidaya rumput laut itu sendiri. Sedangkan hal
yang lain seperti iklim dan cuaca tidak begitu mempengaruhi hasi dari rumput
laut. Dengan demikian, jika pemerintah Indonesia memperhatikan keaadan ini
produktivitas rumput laut pasti lebih meningkat dari sebelumnya.
Kesimpulan dan
Rekomendasi
Kesimpulan
Efisiensi produksi rumput laut di indonesia sampai saat ini cenderung rendah
yaitu. Efisiensi produksi
kentang di Aceh saat ini masih cenderung rendah, yaitu 12,59 ton/ha jika
dibandingkan dengan produktivitas potensial sebesar 40 ton/ ha. Hal ini terjadi
karena empat hal utama yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu jumlah bibit,
jumlah pupuk, tenaga kerja dan teknologi.
Rekomendasi
Untuk mengatasi masalah tersebut, akan lebih baik jika pemerintah
menmperhatikan distribusi pupuk dan bibit berkualitas, sehingga produktivitas
kentang di Aceh semakin maksimal. Pemerintah juga dapat mengadakan berbagai
macam pelatihan bagi para SDM yang bekerja dalam bidang produksi kentang, agar
SDM tersebut dapat menjadi SDM yang berkualitas dan memproduksi lebih banyak
kentang secara efisien. Terakhir, dengan memerhatikan teknologi yang
tepat, Aceh akan menjadi daerah yang lebih baik dan produktivitas yang tinggi.
Penyakit Ice-Ice itu cara bacanya gimana tuh, ais-ais atau tetap ice-ice
ReplyDelete