Yang disebut
hyperplasia (dalam bahasa indonesia : hiperplasia) itu adalah meningkatnya
jumlah sel-sel yang ada di suatu jaringan / organ. Jumlah sel meningkat itu termasuk dalam sistem
perkembangan jaringan / organ. Sel-sel berkembang menjadi banyak dengan cara
membelah diri. Istri ananda didiagnosa mengidap hiperplasia payudara, itu
berarti jumlah sel-sel jaringan payudara istri ananda berkembang dengan
cepatnya, bisa dianggap terlalu cepat. Pembelahan sel-selnya dalam kecepatan
yang melebihi normalnya. Nah, perkembangan pembelahan sel ini lama kelamaan
bisa menekan persarafan yang di sekitar jaringan. Untuk kasus istri ananda,
nampaknya perkembangan sel-sel jaringan payudaranya (hiperplasia) telah sampai
dan menekan persarafan nyeri, sehingga istri ananda pun merasakan nyeri pada
payudaranya. Ini menjawab pertanyaan pertama ananda. Namun, nyeri di payudara
yang istri ananda rasakan itu bisa jadi merupakan suatu gejala dari adanya
kanker payudara. Sekalian menjawab pertanyaan kedua ananda : ya, memang hiperplasia
bisa menyebabkan kanker payudara, terutama untuk hiperplasia yang reaktif. Rasa
nyeri yang hanya terasa pada salah satu payudara (payudara kiri) makin
menguatkan praduga ini, karena memang biasanya kanker payudara muncul terlebih
dahulu pada salah satu payudara. Tentunya praduga kami ini harus dibuktikan
dulu dengan pemeriksaan lebih lanjut, sehingga bisa ditentukan diagnosa yang
tepat. Diagnosis bisa ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik
dan hasil pemeriksaan berikut: 1. Biopsi (pengambilan contoh jaringan payudara
untuk diperiksa dengan mikroskop) 2. Rontgen dada 3. Pemeriksaan darah untuk
menilai fungsi hati dan penyebaran kanker 4. Skening tulang (dilakukan jika
tumornya besar atau ditemukan pembesaran kelenjar getah bening) 5. Mammografi
6. USG payudara. Jika dari pemeriksaan di atas, tidak ditemukan adanya massa
kanker (benjolan) pada payudara istri ananda, maka tidak ada yang perlu
dikhawatirkan, kan ? Tapi kalau ternyata ada massa kanker, maka setelah
pemeriksaan untuk diagnosa, perlu dilakukan "staging" atau penentuan
stadium kanker. Penentuan stadium kanker penting sebagai panduan pengobatan,
follow-up dan menentukan prognosis. Selain stadium kanker, terdapat faktor lain
yang mempengaruhi jenis pengobatan dan prognosis: a. Jenis sel kanker b.
Gambaran kanker c. Respon kanker terhadap hormon Kanker yang memiliki reseptor
estrogen tumbuh secara lebih lambat dan lebih sering ditemukan pada wanita
pasca menopause. d. Ada atau tidaknya gen penyebab kanker payudara. PENGOBATAN
Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh
terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi.
Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat
penghambat hormon. Terapi penyinaran digunakan membunuh sel-sel kanker di
tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah
bening. Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang
berkembanganbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat
penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong
pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di
seluruh tubuh.
DEFINISI
Neoplasma merupakan setiap
pertumbuhan sel-sel baru dan abnormal; secara khusus dapat diartikan sebagai
suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dan progresif. Neoplasma ganas
dibedakan dengan neoplasma jinak; neoplasma ganas menunjukan derajat anaplasia
yang lebih besar dan mempunyai sifat invasi serta metastasis. Disebut juga tumor.
Brain tumor merupakan neoplasma, baik
yang jinak maupun ganas, dan lesi-lesi desak ruang yang lain, yang berasal dari
inflamasi kronik yang tumbuh dalam otak, meningen atau tengkorak
( David Ovedoff, (2002)).
Gambaran diagnosis etiologis dapat
ditegakkan dari petunjuk epidemiologi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus, manifestasi klinik maupun
pengetahuan tentang patology.
Neoplasma intracranial dapat timbul
dari berbagai struktur atau tipe sel di dalam kubah cranial, meliputi cerebrum,
selaput otak, kelenjar pituitary, tengjorak dan bahkan residual jaringan
embrionik. Brain tumor memiliki rentang usia yang dapat diibaratkan seperti
sebuah piramida dengan puncaknya yang kecil pada populasi anak dan jumlahnya
meningkat dimulai pada rentang usia 20 tahun dan mencapai jumlah maximum 20
kasus per 100000 populasi antara usia 75 hingga 84 tahun. Pengobatan yang dapat
dilakukan untuk penderita dapat berupa Supportive
Therapy maupun Definitive Theraphy.
ETIOLOGI
Penyebab dari brain tumor belum dapat
diketahui secara pasti, walaupun genetik dan faktor lingkungan dapat berperan
dalam perkembangannya. Faktor resiko meliputi :
Faktor Genetik
Faktor keturunan memainkan peran yang kecil dalam
penyebab brain tumor. Dibawah 5% penderita glioma mempunyai sejarah keluarga
yang menderita brain tumor. Beberapa penyakit warisan seperti tuberous
sclerosis, neurofibriomatosis tipe I, Turcot syndrome dan Li-Fraumeni cancer
syndrome, mempengaruhi pasien menjadi penderita glioma. Bagaimanapun juga,
tumor-tumor tersebut cenderung terjadi pada anak-anak dan orang dewasa dan
tidak terjadi pada mayoritas penderita glioma.
Faktor Lingkungan
Prior cranial irradiation adalah satu-satunya yang beresiko menyebabkan neoplasma
intrakranial.
Karakteristik Gaya Hidup
Brain tumor tidak berhubungan dengan gaya hidup seperti
merokok, minuman beralkohol atau penggunaan ponsel.
MANIFESTASI KLINIS
Brain tumor menunjukan gejala dan
tanda baik spesifik maupun nonspesifik.
Gejala dan tanda nonspesifik
Meliputi sakit kepala, yang ditemukan
pada sekitar separuh pasien, mual dan muntah yang disebabkan oleh bertambahnya
tekanan intracranial. Karena semakin berkembangnya kemampuan CT Scan dan MRI,
sekarang papiledema dapat dilihat pada kurang dari 10% pasien, bahkan ketika
symptoms tekanan intracranial meningkat.
Gejala dan tanda spesifik
Biasanya menunjukan pada keterangan
lokasi intracranial tumor.
Tanda-tanda lateral,
meliputi hemiparesis, aphasia, dan visual-field deficits nampak pada sekitar
50% pasien.
Kejang,
merupakan gejala yang biasa nampak, terjadi pada sekitar 25% pasien dengan
high-grade glioma dan pada sekurangnya 50% dengan low-grade tumor. Seizure
dapat terjadi pada keseluruhan maupun parsial.
Stroke-like presentation, Hemorrhage dalam tumor dapat terlihat seperti stroke,
walaupun sakit kepala dan perubahan kesadaran yang menyertai biasanya lebih
berkesan intracranial
hemorrhage. Hemorrhage biasanya berhubungan dengan
high-grade glioma, terjadi pada 5%-8% pasien penderita glioblastoma.
Bagaimanapun juga oligodendroglioma memiliki kecenderungan untuk berdarah, dan
hemorrhage terjadi pada 7%-14% low-grade neoplasma ini. Gangguan sensorik dan
fatigue secara tiba-tiba dapat dilihat pada pituitary tumor, disebut juga
pituitary apoplexy.
PEMERIKSAAN
Diagnosis terbaik pada brain tumor
adalah dengan penggunaan cranial MRI. MRI harus menjadi pemeriksaan pertama
pada pasien dengan tanda dan gejala kelainan pada intracranial. MRI menggunakan
magnetic field bertenaga untuk menentukan
nuclear magnetic spin dan resonansi
yang tepat pada sebuah jaringan bervolume kecil. Jaringan yang berbeda memiliki
nuclear magnetic spin dan resonansi
yang berbeda pula.
CT Scan
CT Scan adalah pemeriksaan yang
menggunakan sinar-X dan dengan penggunaan komputer yang akan menghasilkan
gambar organ-organ tubuh manusia.
CT Scan dapat digunakan apabila MRI
tidak tersedia. Namun, low-grade tumor pada posterior fossa dapat terlewatkan
oleh CT Scan.
MANAJEMEN
Pengobatan pada brain tumor dapat
berupa initial supportive dan definitive therapy..
Definitive Therapy
Definitive treatment intracranial
tumor meliputi pembedahan, radiotherapy, kemoterapi dan yang sedang
dikembangkan yaitu immunotherapy.
Terapi Radiasi
Terapi radiasi
memainkan peran penting dalam pengobatan brain tumor pada orang dewasa. Terapi
radiasi adalah terapi nonpembedahan yang paling efektif untuk pasien dengan
malignant glioma dan juga sangat penting bagi pengobatan pasien dengan
low-grade glioma.
Kemoterapi
Kemoterapi hanya sedikit bermanfaat
dalam treatment pasien dengan malignant glioma. Kemoterapi tidak memperpanjang
rata-rata pertahanan semua pasien, tetapi sebuah subgroup tertentu nampaknya
bertahan lebih lama dengan penambahan kemoterapi dan radioterapi. Kemoterapi
juga tidak berperan banyak dalam pengobatan pasien dengan low-grade
astrocytoma. Sebaliknya, kemoterapi disarankan untuk pengobatan pasien dengan
oligodendroglioma.
Imunoterapi
Imunoterapi merupakan pengobatan baru
yang masih perlu diteliti lebih lanjut. Dasar pemikiran bahwa sistem imun dapat
menolak tumor, khususnya allograft, telah didemonstrasikan lebih dari 50 tahun
yang lalu. Hal itu hanya sebuah contoh bagaimana sistem imun dapat
mengendalikan pertumbuhan tumor. Tumor umumnya menghasilkan level protein yang
berbeda (dibandingkan protein normal) disekitar jaringan, dan beberapa protein
mengandung asam amino substitusi atau deletions,
atau mengubah phosphorylation atau glycosylation. Beberapa perubahan protein
oleh tumor sudah mencukupi bagi sistem imun untuk mengenal protein yang
dihasilkan tumor sebagai antigenik, dan memunculkan imun respon untuk melawan
protein-protein tersebut.
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada tipe tumor.
Untuk glioblastoma multiforme yang cepat membesar “rata-rata survival time”
tanpa pengobatan adalah 12 minggu; dengan terapi pembedahan yang optimal dan
radiasi, 32 minggu. Beberapa astrositoma yang tumbuh
mungkin menyebabkan gejala-gejala
minimal atau hanya serangan kejang-kejang selama 20 tahun atau lebih.
0 Response to "Definisi Hiperplasia"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.