Pengertian Plasenta


Plasenta adalah organ yang berbentuk vascular yang berkembang didalam uterus selama kehamilan. Merupakan penghubung antara kebutuhan janin calon bayi dengan ibunya. Karenanya plasenta merupakan bahan yang kandungan nutrisinya sangat kaya. Plasenta ada setelah proses persalinan atau melahirkan. Mengandung hormon yang dapat menstimulasi jaringan pertumbuhan yang kemudian di klaim mampu menghilangkan kerutan jika digunakan sebagai bahan kosmetika. Plasenta dapat berasal dari hewan (mamalia) seperti sapi, kambing, babi dan manusia. Plasenta mengandung larutan amniotic dan kolagen.
Sel telur yang dibuahi sperma itu kelak akan berkembang menjadi janin, air ketuban, selaput ketuban, dan plasenta. Plasenta berbatasan dan berhubungan dengan selaput ketuban. “Di dalam selaput terdapat kantong amnion (ketuban), di mana di dalamnya terdapat bayi berada.”

Fungsi  plasenta
maka plasenta berfungsi sebagai barrier (pemisah). Alhasil, zat-zat kekebalan atau zat penolakan (karena ada bayi/benda asing) dari ibunya tidak dibentuk oleh tubuh. Lain halnya dengan mereka yang menjalani transplantasi kornea mata atau ginjal yang seumur hidup harus minum obat anti-inflamasi (anti-penolakan).

Di samping itu, plasenta juga menyediakan hormon-hormon yang diperlukan janin untuk tumbuh kembang dan mendeferensiasi sesuai dengan seks (bayi lelaki atau perempuan). Kecuali itu, plasenta memberikan nutrisi atau makanan dan oksigen pada janin, sekaligus berfungsi sebagai alat pernafasan bagi janin. “Seperti menyelam, seolah-olah janin bernafas dengan ‘insang’. Nah, ‘insang’nya itu plasenta,” kata Noroyono.

Plasenta juga berfungsi eksresi (membuang) sampah dari metabolisme janin ke peredaran darah ibu untuk selanjutnya dibuang ke luar tubuh. Sampah yang terkandung dalam darah janin kebanyakan berupa karbondioksida (CO2).

Fungsi Plasenta :
a. Sebagai alat yang memberi makanan pada janin.
Plasenta memberikan nutrisi atau makanan dan oksigen pada janin, sekaligus berfungsi sebagai alat pernafasan bagi janin.
b. Sebagai alat yang mengeluarkan bekas metabolisme.
Plasenta juga berfungsi eksresi (membuang) sampah dari metabolisme janin ke peredaran darah ibu untuk selanjutnya dibuang ke luar tubuh.
c. Sebagai alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan CO2.
d. Sebagai alat pembentuk hormon.
Plasenta juga menyediakan hormon-hormon yang diperlukan janin untuk tumbuh kembang dan mendeferensiasi sesuai dengan seks (bayi lelaki atau perempuan).
e. Sebagai alat penyalur berbagai antibodi ke janin.

Normalnya plasenta terletak di bagian fundus (bagian puncak/atas rahim), bisa agak ke kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas ke bagian bawah apalagi menutupi jalan lahir.

Patokan jalan lahir ini adalah ostium uteri internum (disingkat OUI, yaitu mulut rahim bila dilihat dari bagian dalam rahim). Jika dilihat dari luar – dari arah vagina – disebut ostium uteri eksterum.

Plasenta merupakan suatu organ yang terbentuk pada dinding sebelah dalam uterus segera setelah terjadi pembuahan. Zat-zat makanan dan oksigen akan didistribusikan dari ibu ke janinnya melalui plasenta serta membawa sisa-sisa metabolisme ke luar dari tubuh janin.

Normalnya, plasenta melekat pada dinding atas uterus. Bagaimanapun, kurang dari 1 % kelahiran, plasenta terbentuk pada bagian bawah uterus dan sebagiannya menutupi serviks. Penutupan jalan lahir ( serviks ) disebut sebagai plasenta previa.

Jika dokter mendiagnosis adanya suatu plasenta previa atau plasenta letak rendah sebelum usia kehamilan 20 minggu, kemungkinannya masih dapat berubah. Sekitar 90 % kasus – kasus plasenta previa yang didiagnosis sebelum usia kehamilan 20 minggu akan mengalami perubahan pada akhir kehamilannya.

Sesuai dengan pertumbuhan uterus, posisi plasenta terhadap serviks dapat berubah. Pada akhir kehamilan, plasenta tidak lagi menutupi jalan lahir.

Placenta-previa artinya “plasenta di depan” (previa = depan). Artinya, plasenta berada lebih “depan” daripada janin yang hendak keluar. Angka kejadiannya sekitar 3-6 dari 1000 kehamilan.

Air ketuban
Sebagai cairan pelindung dalam pertumbuhan dan perkembangan janin, air ketuban berfungsi sebagai ’bantalan’ untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar.  Tak hanya itu saja, air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi, menstabilkan perubahan suhu, dan menjadi sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas.

Seiring dengan pertambahan usia kehamilan, aktivitas organ tubuh janin juga mempengaruhi komposisi cairan ketuban.  Banyaknya air ketuban tidak terus sama dari minggu ke minggu kehamilan.  Saat usia kehamilan mulai memasuki usia 25 minggu, rata-rata air ketuban di dalam rahim 239 ml, yang kemudian meningkat menjadi 984 ml pada usia kehamilan 33 minggu.

Anda perlu memperhatikan volume air ketuban karena terkait dengan kecukupan nutrisi dan oksigen bagi janin. Bila air ketuban berkurang, warnanya akan menjadi lebih keruh. Bila tidak keruh, berarti air ketuban Anda sudah cukup berfungsi menjamin kecukupan nutrisi dan oksigen. Kelebihan atau kekurangan cairan ketuban akan menimbulkan komplikasi pada ibu atau janin.

Kelebihan cairan ketuban dapat berdampak pada kondisi janin.  Untuk menjaga kestabilan air ketuban, bayi meminum air ketuban di dalam tubuh ibunya dan kemudian mengeluarkannya dalam bentuk kencing.  Jadi jika terdapat volume air ketuban yang berlebih, diprediksi terdapat gangguan pencernaan atau gangguan pada saluran pembuangan sang bayi yang ditandai dengan kencingnya yang tidak normal.

Kekurangan cairan ketuban bisa disebabkan beberapa hal, diantaranya menurunnya fungsi plasenta akibat kehamilan yang melebihi waktu, ketuban yang bocor atau kelainan janin yang berhubungan dengan penyumbatan saluran kandung kemih.

Air ketuban tak bisa dipisahkan dari kehidupan janin. Mengapa? Ditinjau dari fungsinya, cairan ini sangat penting untuk melindungi pertumbuhan dan perkembangan janin, yaitu; menjadi bantalan untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar, menstabilkan perubahan suhu, pertukaran cairan, sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas, sampai mengatur tekanan dalam rahim. Tak hanya itu air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi.

Air ketuban yang volumenya cukup; tidak berwarna keruh, berfungsi menjamin kecukupan nutrisi dan oksigen untuk si janin. Namun sebaliknya, kelebihan atau kekurangan cairan ketuban akan mengganggu fungsi yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu ataupun janin.

Kondisi normal
Seiring pertambahan usia kehamilan, aktivitas organ tubuh janin mempengaruhi komposisi cairan ketuban. Jumlah air ketuban tidak terus sama dari minggu ke minggu kehamilan. Jumlah itu pun akan bertambah atau berkurang sesuai perkembangan kehamilan.

Saat usia kehamilan 25-26 minggu, jumlahnya rata-rata 239 ml. Lalu meningkat jadi + 984 ml pada usia kehamilan 33-34 minggu dan turun jadi 836 ml saat janin siap lahir.

Faktor penyebab cairan ketubah berkurang
  1. Proses menelan. Janin bisa menelan cairan ketuban sebanyak 20 ml per jam atau kurang lebih setengah dari jumlah total cairan ketuban per hari. Tetapi, jumlah cairan yang ditelan ini hampir sebanding dengan produksi urin janin.
  2. Ketuban bocor atau pecah.
  3. Menurunnya fungsi plasenta akibat kehamilan yang melebihi waktu.
  4. Kelainan kongenital (janin) yang berhubungan dengan kelainan sistem saluran kemih, seperti; ginjal tidak berkembang secara normal, atau terjadi penyumbatan saluran kemih.
Cairan Ketuban

Cairan ketuban yang mengelilingi janin yang sedang berkembang di dalam  rahim memegang peranan penting dalam pertumbuhan normal janin. Cairan bening ini menyelimuti dan melindungi bayi sekaligus sebagai persediaan cairan bagi bayi. Pada masa kehamilan trimester kedua, bayi telah dapat mengisap cairan tsb. dan menelannya ke dalam paru-parunya untuk 
mendukung pertumbuhan dan perkembangan normal paru-paru dan sistem pencernaannya.

Cairan ketuban juga membuat bayi dapat bergerak bebas dalam rahim yang secara tidak langsung membantu perkembangan normal otot-otot dan tulangnya. Kantung ketuban yang berisi embrio terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan. Cairan ketuban segera terbentuk dan mengisi kantung tsb.

Pada minggu-minggu awal kehamilan, kandungan utama cairan ketuban adalah air yang disuplai oleh sang ibu. Setelah lewat masa kehamilan 12 minggu, sebagian besar kandungan cairan ketuban adalah urin janin. Jumlah cairan ketuban meningkat hingga sekitar usia kehamilan 28-32 minggu, yaitu sekitar kurang sedikit dari 1 Liter. Setelah itu, jumlah  cairan ketuban umumnya tetap sama hingga usia bayi cukup untuk dilahirkan (sekitar 37-40 minggu), saat di mana jumlah cairan ketuban mulai berkurang. 

Akan tetapi pada beberapa kasus kehamilan, jumlah cairan ketuban ini dapat terlalu sedikit (disebut Olighidroamnion) atau terlalu banyak (Polyhidroamnion). Kedua kasus tsb. kadang-kadang menimbulkan masalah untuk ibu dan bayi atau merupakan tanda adanya masalah lain. Tetapi,
pada sebagian besar kasus, bayi dapat dilahirkan dengan sehat.



0 Response to "Pengertian Plasenta"

Post a Comment

Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.