Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketiga pada pasien yang berusia 45 – 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker). Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini. Sirosis hati merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang perawatan Bagian Penyakit Dalam. Perawatan di Rumah Sakit sebagian besar kasus terutama ditujukan untuk mengatasi berbagai penyakit yang ditimbulkan seperti perdarahan saluran cerna bagian atas, koma peptikum, hepatorenal sindrom, dan asites, Spontaneous bacterial peritonitis serta Hepatosellular carsinoma.
Sirosis hati (SH) adalah suatu keadaan
patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung
progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan
nodulus regeneratif. Kejadian di Indonesia menunjukkan bahwa pria
lebih banyak dari wanita (2,4-5:1), dimana kelompok terbanyak didapati pada
dekade kelima. Sedangkan angka kejadian sirosis hati dari hasil otopsi sekitar
2,4% di negara Barat.
Lebih dari 40% pasien Sirosis hati
asimptomatik, pada keadaan ini sirosis ditemukan waktu pemeriksaan rutin
kesehatan atau pada waktu autopsi. Keseluruhan insiden sirosis di Amerika
diperkirakan 360 per 100.000 penduduk dan menimbulkan sekitar 35.000 kematian
pertahun. Sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di AS dan bertanggungjawab
terhadap 1,2% seluruh kematian di AS. Belum ada data resmi nasional tentang
sirosis hati di Indonesia, namun dari beberapa laporan rumah sakit umum
pemerintah di Indonesia secara keseluruhan prevalensi sirosis adalah 3,5%
seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam atau rata-rata 47,4% dari
seluruh pasien penyakit hati yang dirawat. Di Medan dalam kurun waktu 4 tahun
dijumpai pasien sirosis hati sebanyak 819 (4%) dari seluruh pasien di bagian
penyakit dalam.
Penyebab utama sirosis di Amerika adalah
hepatits C (26%), penyakit hati alkoholik (21%), hepatitis C plus penyakit hati
alkoholik (15%), kriptogenik (18%), hepatitis B, yang bersamaan dengan
hepatitis D (15%), dan penyebab lain (5%) Sedangkan di Indonesia terutama
akibat infeksi virus hepatitis B dan C. Hasil penelitian di Indonesia
menyebutkan bahwa virus hepatitis B menyebabkan sirosis sebesar 40-50% dan
virus hepatitis C 30-40%, sedangkan 10-20% penyebabnya tidak diketahui, alkohol
sebagai penyebab sirosis hati di Indonesia mungkin frekuensinya kecil sekali
karena belum ada datanya.
Gejala klinis dari sirosis hati sangat
bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampai dengan gejala yang sangat
jelas. Apabila diperhatikan, laporan di negara maju, maka kasus Sirosis
hati yang datang berobat ke dokter hanya kira-kira 30% dari seluruh
populasi penyakit ini, dan lebih kurang 30% lainnya ditemukan
secara kebetulan ketika berobat untuk penyakit lain, sisanya ditemukan
saat atopsi.
Penegakan
diagnosa sirosis hati saat ini terdiri atas pemeriksaan fisik, laboratorium dan
USG. Pada kasus tertentu diperlukan pemeriksaan biopsi hati karena sulit
membedakan hepatitis kronik aktif yang berat dengan sirosis hati
0 Response to "Sirosis Hepatis"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.