Kurang lebih 85% kasus askariasis tidak menunjukan
gejala klinis (asimtomatik), namun beberapa individu dengan keluhan rasa
terganggu di perut bagian atas dengan intensitas bervariasi.
Paru-paru
Pada
awal migrasi larva melalui paru-paru pada umumnya tidak menimbulkan gejala
klinis, namun pada infeksi berat dapat menyebabkan pneumonitis(infeksi
paru-paru). Larva askaris dapat menimbulakan reaksi hipersensitif pulmonum,
reaksi inflamasi dan pada individu yang sensitif dapat menyebabakan gejala
seperti asma misalnya batuk, demam, dan sesak nafas. Reaksi jaringan karena
migrasi larva yakni inflamasi eosinofilik, granuloma pada jaringan dan
hipersensitifitas local menyebabakan peningkatan sekresi mucus (dahak),
inflamasi bronkiolar dan eksudat serosa. Pada kondisi berat karena larva yang
mati, menimbulkan vaskulitis dengan reaksi granuloma perivaskuler. Inflamasi
eosinofilik dekenal dengan loffler’s sindrom.
Gejala alergi lainnya seperti urtikaria
kemerahan di kulit (skin rash), nyeri pada mata dan insomnia karena
reaksi alergi terhadap:
- Ekskresi dan sekresi metabolik cacing dewasa
- Cacing dewasa yang mati
Infeksi
intestinal (perut)
- Cacing dewasa menimbulkan gejala klinis ringan , kecuali pada infeksi berat. Gejala klinis yang sering timbul, gangguan abdominal, nausea, anoreksia dan diare.
- Komplikasi serius akibat migrasi cacing dewasa ke pencernaan lebih atas akan menyebabkan muntah (cacing keluar lewat mulut atau hidung) atau keluar lewat rectum. Migrasi larva dapat terjadi sebagai akibat rangsangan panas (38,9 0C).
- Sejumlah cacing dapat membentuk bolus (massa) yang dapat menyebabkan obstruksi intestinal secara parsial atau komplet dan menimbulkan rasa sakit pada abdomen, muntah dan kadang-kadang massa dapat di raba.
- Migrasi cacing ke kandung empedu, menyebabkan kolik biliare dan kolangitis. Migrasi pada saluran pankreas menyebabkan pankreatitis. Apendisitis dapat disebabkan askaris yang bermigrasi ke dalam saluran apendiks.
- Pada anak di bawah umur 5 tahun menyebabakan gangguan nutrisi berat karena cacing dewasa dan dapat di ukur secara langsung dari peningkatan nitrogen pada tinja. Gangguan absorpsi karbohidrat dapat kembali normal setelah cacing dieleminasi.
- Askaris dapat menyebabkan protein energy malnutrition. Pada anak-anak yang diinfeksi 13-14 cacing dewasa dapat kehilangan 4 gram protein dari diet yang mengandung 35-50 gram protein/hari.
- Efek terhadap ekonomi telah banyak diketahui orang, yaitu, menguras banyak uang, karena kemampuan A. lumbrikoides memakan karbohidrat yang cukup besar.
Informasi diatas hanya sebatas ilmu pengetahuan dan di rangkum dari berbagai sumber. Terima kasih sudah berkunjung.
0 Response to "Gejala Penyakit Cacing Gelang (Ascariasis)"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.