Umur
harapan hidup di Indonesia dalam empat dekade terakhir telah meningkat dari 41
tahun pada tahun 1960 menjadi 66,2 tahun pada tahun 1999. Data survei demografi
dan kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan angka kematian bayi (AKB) dari 46
(SDKI 1997) menjadi 35 per 1,000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003) dan angka
kematian ibu (AKI) melahirkan menurun dari 334 (SDKI 1997) menjadi 307 per
100,000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003). Tingginya angka kematian dan
rendahnya umur harapan hidup merupakan salah satu faktor yang menempatkan
Indonesia pada posisi ke 111 dari 177 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia.
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh Tejayanti dan Mubasyiroh mengenai umur
harapan hidup pada tahun 2007 di lima region, yaitu region Sumatera, region
Jawa Bali, region Kalimantan, region
Sulawesi, dan region Indonesia Timur (NTT, NTB, Maluku Utara, Papua, dan Papua
Barat), didapatkan umur harapan hidup tidak lebih dari 70 tahun. Umur harapan
hidup tertinggi dijumpai pada region Sulawesi dan region Kalimantan yaitu
dengan umur harapan hidup 70 tahun.
Berdasarkan
buku panduan hari kesehatan nasional ke-48 pada tahun 2012 menyatakan sasaran
yang ingin dicapai untuk mencapai Indonesia sehat pada tahun 2014 adalah
meningkatnya umur harapan hidup menjadi 71 tahun, menurunnya kematian bayi
menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, menurunnya angka kematian ibu menjadi 102
per 100.000 kelahiran hidup.
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
berbagai indikator, yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka
kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.
Usia harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Usia harapan hidup yang rendah
di suatu negara harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program
sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori
termasuk program pemberantasan kemiskinan.
Selain AKB dan AKI, umur harapan hidup juga
digunakan untuk menilai derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat baik
kabupaten⁄kota, provinsi, maupun negara. Usia harapan hidup juga menjadi salah
satu indikator dalam mengukur indeks pembangunan manusia. Adanya perbaikan pada
pelayanan kesehatan melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan
dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan umur harapan hidup waktu lahir.
Badan pusat statistik menyatakan umur harapan hidup indonesia pada tahun 2007
sebesar 68,7 , tampak sedikit peningkatan dibandingkan tahun 2006 yang sebesar
68,5 dan tahun 2005 yang sebesar 68,1 tahun.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia pada tahun
2007 didapatkan provinsi dengan umur harapan hidup tertinggi adalah DI
Yogyakarta, yaitu sebesar 73,1 yang diikuti oleh DKI Jakarta sebesar 72,8 dan
Sulawesi Utara sebesar 72,0 tahun. Sedangkan Nusa Tenggara Barat menjadi
provinsi dengan umur harapan hidup terendah, yaitu sebesar 61,2 tahun, yang
diikuti oleh Kalimantan Selatan sebesar 62,6 tahun dan Banten sebesar 64,5
tahun.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2007 di
antara sepuluh negara anggota ASEAN, Singapura merupakan negara dengan usia
harapan hidup waktu lahir tertinggi yaitu 81 tahun, dan usia harapan hidup
terendah adalah Laos, yaitu 61 tahun. Sedangkan untuk kawasan South East Asia
Robotic Olympia (SEARO), Maladewa merupakan negara dengan usia harapan hidup
waktu lahir paling tinggi, yaitu 73 tahun. Sedangkan negara yang memiliki
umurharapan hidup terendah di kawasan SEARO adalah Timor Leste, yaitu 60 tahun.
Indonesia sendiri di kawasan ASEAN untuk usia
harapan hidup waktu lahir menempati peringkat ke-6 tertinggi, yaitu 70 tahun.
Sedangkan di kawasan SEARO, indonesia menempati peringkat ke-5 tertinggi.
Angka harapan hidup menggambarkan panjang umur penduduk
dalam suatu wilayah dengan menjalani hidup sehat. Meningkatnya umur harapan
hidup waktu lahir memberikan gambaran tentang perbaikan tingkat kesehatan dan
tingkat sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2008, angka harapan hidup di Aceh sebesar 68,5 tahun. Angka ini lebih
tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 2005-2007. Hal ini menunjukkan adanya
perbaikan tingkat layanan kesehatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Jika
dibandingkan dengan angka harapan hidup Indonesia pada tahun yang sama (71 tahun),
angka harapan hidup di Aceh lebih rendah. Jika dilihat dari distribusinya,
angka harapan hidup tertinggi ada di Kabupaten Bireuen, yaitu 72,28 tahun.
Disusul Kota Sabang 70,36 tahun dan Kota Banda Aceh 70,24 tahun. Sedangkan
angka harapan hidup paling rendah ada di Kabupaten Simeulue. Jika dibandingkan
angka harapan hidup laki-laki dan perempuan dari tahun 2005-2008, angka harapan
hidup perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan angka harapan hidup
laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan perempuan di Aceh
relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat kesehatan pada laki-laki.
Berdasarkan estimasi angka harapan hidup menurut
Provinsi pada tahun 2009 didapatkan estimasi angka harapan hidup Provinsi Aceh
sebesar 68,7 tahun. Sedangkan pada tahun 2010 estimasi angka harapan hidup
Provinsi Aceh tetap sama, yaitu sebesar 68,7 tahun.
Dari Berbagai Sumber
0 Response to "Usia Harapan Hidup Indonesia"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.