Proses belajar mendengar bagi bayi dan anak sangat kompleks dan bervariasi
karena menyangkut aspek tumbuh kembang, perkembangan embriologi, anatomi,
fisiologi, neurologi dan audiologi. Pada sisi lain pemeriksaan diharapkan dapat
mendeteksi gangguan pendengaran pada kelompok usian ini sedini mungkin.
Gangguan
pendengaran pada bayi dan anak kadang-kadang disertai keterbelakangan mental,
gangguan emosional maupun afasia perkembangan. Umumnya seorang bayi atau anak
yang mengalami gangguan pendengaran, lebih dahulu diketahui keluarganyan
sebagai pasien yang terlambat bicara (delayed
speech). Dan gangguan pendengaran dibedakan menjadi tuli sebagian (hearing impaired) tuli total (deaf).
Tuli sebagian (hearing impaired) adalah keadaan fungsi
pendengaran berkurang namun masih dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan
atau tanpa bantuan alat bantu dengar, sedangkan tuli total (deaf) adalah
keadaan fungsi pendengaran yang sedemikian terganggunya sehingga tidak dapat
berkomunikasi sekalipun
Perkembangan
auditorik pada manusia snagat erat hubungannya dengan perkembangan otak. Neuron
di bagian korteks mengalami proses pematangan dalam waktu 3 tahun pertama
kehidupan, dan masa 12 bulan pertama kehidupan terjadi perkembangan otak yang
sangat cepat. Berdasarkan pertimbangan tersebut, upaya untuk melakukan deteksi
gangguan pendengaran harus dilakukan sedini mungkin agar habilitasi pendengaran
sudah dapat dimulai pada saat perkembangan otak masih berlangsung.
Penilitian
terakhir menyebutkan bahwa anak dengan kelainan pendengaran membutuhkan
tindakan rehabilitasi sesegera mungkin, bahkan juga anak usia 6 bulan yang
telah diidentifikasi memiliki kelainan pendengaran. Pemberian amplifikasi perlu
dipertimbangkan untuk memberikan rangsang stimulus pendengaran namun harus
diperhatikan faktor penguatannya sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang
permanen. Sedangkan di negara maju penggunaan implant koklear sudah banyak
diterapkan pada anak dengan kelainan kongenital.
Di Negara maju di dapatkan data sekitar 1 – 3 bayi tuli per 1.000
kelahiran. Data United States American menunjukkan angka 5.000.000 bayi pertahun mengalami gangguan pendengaran ringan, sedang dan berat.
Data-data yang lain didunia didapatkan dari 3,14 bayi per 1.000 menderita tuli
konduktif dan saraf. Diantaranya sekitar 84% menderita bilateral dan 16% menderita unilateral dan 37%
menderita tuli ringan, 63% menderita tuli sedang hingga berat.
0 Response to "Masalah Pendengaran Anak"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.