PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan
Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat
peningkatan jumlah leukosit. Pada pneumonia bakterialis dapat
disertai dengan peningkatan jumlah leukosit hingga > 15.000/uL.
Pemeriksaan
mikrobiologis atau kultur dapat membantu menentukan penyebab pneumonia pada
anak dan terapi yang tepat. Kultur darah dapat dilakukan pada pasien yang
dicurigai dengan pneumonia bakterialis, kultur sekret paling baik diambil dari
jalan napas terminal dan jaringan paru, namun hal tersebut membutuhkan prosedur
yang invasiv, sehingga hanya dilakukan jika benar-benar dibutuhkan.
Analisis
gas darah arteri masih merupakan baku emas dan merupakan indikator definitif
dari pertukaran gas untuk menilai gagal napas akut. Gas darah arteri memberikan
informasi status asam basa (dengan mengukur pH dan menghitung bikarbonat) sama
seperti kadar PaO2 dan PaCO2.
B. Pemeriksaan
Radiologi
Gambaran
radiologis melalui
pemeriksaan foto thoraks merupakan goal standard dalam
mendiagnosis bronkopneumonia.
Foto
thoraks proyeksi anteroposterior dan lateral diperlukan untuk menentukan
segment paru yang terkena. Pada foto thorax dapat ditemukan bercak infiltrat,
atelektasis atau efusi pleura. Namun, tingkat keparahan penyakit
tidak dapat ditentukan berdasarkan temuan pada pemeriksaan radiologis.
PENATALAKSANAAN
Terapi untuk
pneumonia meliputi terapi spesifik dan terapi suportif. Terapi tepat dipilih
berdasarkan keparahan penyakit, komplikasi dan identifikasi agen infeksius.
Pada kebanyakan
anak, pneumonia dapat diterapi dengan rawat jalan. Namun pada beberapa keadaan,
pasien harus dipertimbangkan rawat inap di rumah sakit, yaitu:
- Usia
kurang dari 6 bulan
- Distres
pernapasan berat
- Membutuhkan
terapi oksihen suplemental
- Dehidrasi
- Muntah-muntah
- Tidak
ada respon dengan terapi antibiotik oral
- Pasien
dengan immunocompromised
Dalam buku saku
Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit WHO, tatalaksana pneumonia dibagi
berdasarkan pneumonia ringan dan berat.
a. Pneumonia
ringan
· Selain
terdapat batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat napas cepat saja
(usia
2-11 bulan : ≥ 50 kali/menit, 1-5 tahun : ≥ 40 kali/menit).
Tatalaksana
:
- rawat jalan
- Beri antibiotik : Kotrimoksasol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali
perhari selama 3 hari atau Amoksisillin (25 mg/KgBB/kali) 2 kali sehari selama
3 hari.
b. Pneumonia
berat
Terdapat batuk atau kesulitan bernapas
ditambah minimal salah satu hal berikut ini:
· Kepala
terangguk-angguk
· Pernapasan
cuping hidung
· Retraksi
epigastrium dan intercostal
· Foto
dada menunjukkan pneumonia (infiltrat luas, konsolidasi, dll)
Selain itu,
bisa didapatkan pula tanda berikut ini:
· Napas
cepat
- Anak
umur < 2 bulan :
≥ 60 x/menit
- Anak
umur 2 – 11 bulan :
≥ 50 x/menit
- Anak
umur 1 – 5 tahun :
≥ 40 x/menit
- Anak
≥ 5 tahun :
≥ 30 x/menit
· Suara
merintih (grunting) pada bayi muda
· Pada
auskultasi ditemukan ronki, suara pernapasan menurun, suara pernapasan
bronkial.
Tatalaksana:
o Anak
dirawat di rumah sakit
Terapi
Antibiotik:
o Beri
amphicillin/amoksisillin (25-50 mg/kgBB/IV setiap 6 jam). Dipantau 24-72 jam
pertama, jika anak memberi respon yang baik maka diberikan selama 5 hari.
Selanjutnya dilanjutkan di rumah atau d rumah sakit dengan amoksisillin oral
(15 mg/KgBB/tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya.
o Bila
keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam atau terdapat keadaan yang berat (tidak
dapat menyusu/minum/makan, muntah, kejang, letargis/tidak sadar, sianosis,
distres pernapasan berat) maka ditambahkan kloramfenikol (25 mg/kgBB/IV setiap
8 jam).
o Bila
pasien datang dengan klinis yang berat, segera berikan oksigen dan pengobatan
kombinasi amphisillin-kloramfenikol atau amphicillin-gentamisin.
o Sebagai
alternatif, berikan seftriakson (80-100 mg/kgBB/iv sekali sehari).
o Apabila
diduga pneumonia stafilokokal, ganti antibiotik dengan gentamisin (7,5
mg/kgBB/hari) atau kloksasillin (50 mg/kgBB/6 jam) atau klindamisin (15
mg/kgBB/hari-3 kali pemberian). Bila keadaan anak membaik, lanjutkan
kloksasilin (atau dikloksasilin) secara oral 4 kali sehari sampai secara
keseluruhan mencapai 3 minggu atau klindamisin secara oral selama 2 minggu.
Terapi
Oksigen :
o Beri
oksigen pada semua anak dengan pneumonia berat.
o Gunakan pulse
oximetry sebagai panduan untuk terapi oksigen, berikan pada anak
dengan saturasi oksigen <90 bila="" hentikan="" oksigen="" pemberian="" saturasi="" stabil="" tetap=""> 90% 90>
o Gunakan
kanul nasal, kateter nasal atau kateter nasofaringeal.
o Lanjutkan
pemberian oksigen sampai tanda hipoksia (retraksi dinding dada atau napas
cepat) tidak ditemukan lagi.
Perawatan
penunjang
o Bila
anak disertai demam (≥ 39oC) yang tampaknya menyebabkan distres,
berikan antipiretik (paracetamol).
o Bila
ditemukan wheezing , beri bronkodilator kerja cepat
(salbutamol nebulisasi, salbutamol dengan MDI).
o Bila
terdapat sekret kental di tenggorokan yang tidak dapat dikeluarkan anak,
hilangkan dengan alat penghisap secara perlahan.
o Pastikan
anak memperoleh kebutuhan cairan rumatan sesuai kebutuhan anak.
KOMPLIKASI
Beberapa
komplikasi yang sering terjadi pada pneumonia yaitu:
a. Pneumonia
stafilokokus.
Pneumonia stafilokokus dapat dicurigai
jika terdapat perburukan klinis secara cepat walaupun sudah diterapi, yang
ditandai dengan adanya pneumatokel atau pneumotoraks dengan efusi pleura pada
foto dada, dan ditemukan kokus Gram positif yang banyak pada sediaan apusan
sputum. Adanya infeksi kulit yang disertai pus/pustula mendukung diagnosis.
b. Empiema
Kecurigaan empiema terdapat apabila
terjadi demam persisten, ditemukan tanda klinis dan gambaran foto dada yang
mendukung:
- Bila
masif terdapat tanda pendorongan organ intratorakal
- Pekak
pada perkusi
- Gambaran
foto dada menunjukkan adanya cairan pada satu atau kedua sisi dada
- Jika
terdapat empiema, demam menetap meskipun sedang diberikan antibiotik dan cairan
pleura menjadi keruh atau purulen.
PROGNOSIS
Secara umum, prognosis pada pneumonia anak baik. Pada kebanyakan kasus
pneumonia viral dapat sembuh dapat terapi spesifik. Infeksi bakterial patogen
dan organisme atipikal memiliki respon yang baik terhadap terapi antimikroba.
PENCEGAHAN
Pencegahan terjadinya pneumonia pada anak yaitu antara lain dengan
pemberian ASI untuk mencegah ineksi viral, menghindari anak dari lingkungan
yang terpolusi asap rokok, membatasi penularan virus dengan kebiasaan bersih
seperti mencuci tangan sebelum memegang bayi atau anak, dan vaksinasi.
Vaksinasi Haemophilus influenza type B dianjurkan untuk semua
anak, terutama pada anak dengan resiko tinggi. Vaksin Pneumococcal
polysaccharide dianjurkan untuk anak diatas 2 tahun, dan dapat
dilberikan sebagai vaksinasi rutin pada anak dimulai usia 2 bulan.
PART II Selesai
0 Response to "Pnemounia Atau Bronkopneumoni Pada Anak"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.