Penyebab terjadinya Deforestasi dan
Degradasi Hutan
Memperkirakan bahwa Indonesia
telah kehilangan sekitar 24,1 juta hektar tutupan hutan sejak tahun 1990 sampai
2010 (dari 118,5 juta ha pada tahun 1990 menjadi 94,4 juta ha pada tahun 2010),
menempati posisi kedua setelah Brazil. Degradasi hutan yang disebabkan oleh
kegiatan pembalakan saja diperkirakan mencapai 626.000 ha per tahun3. Selain
itu, kebakaran hutan yang hebat dan terjadi secara berkala berdampak terhadap sebagian
besar areal hutan, terutama di Kalimantan dan sebagian wilayah di Sumatra, yang
sebagian dipengaruhi oleh fenomena El Niño/Osilasi Selatan pada tahun 1997
serta diperparah oleh pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertambangan.
Manfaat bersama yang diharapkan dari
investasi FIP
Aksi-aksi dan investasi dalam mengurangi
deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia dapat menghasilkan manfaat bersama
(co-benefits) yang penting. Termasuk manfaat didalamnya berupa
peningkatan ekonomi lokal, peningkatan pendapatan rumah tangga, dan pengentasan
kemiskinan pada masyarakat yang hidupnya tergantung pada hutan. Keuntungan
lainnya antara lain peningkatan pemasukan nasional yang lebih tinggi dari kegiatan
kehutanan, promosi kesetaraan gender, tersedianya jasa-jasa lingkungan seperti misalnya
kualitas air yang lebih baik dan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati. 106.
Dalam konteks REDD+, merupakan hal penting untuk mengakui bahwa keterlibatan pemangku
kepentingan dari masyarakat lokal dan adat, dan manfaat sosial dan ekonomi dianggap
sebagai manfaat utama, Keterlibatan para pemangku kepentingan tersebut jauh lebih
bermanfaat daripada sekedar aksi-aksi mitigasi perubahan iklim dan perlindungan
hutan. Oleh sebab itu, perubahan transformasional bukan hanya untuk pengelolaan
lahan dan hutan berkelanjutan, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan
secara efektif dan berkelanjutan individu-individu, masyarakat dan komunitas
yang bergantung pada hutan.
Pendorong utama untuk mengarus-utamakan
kesiapan REDD+ sekaligus pelaksanaannya di Indonesia diantaranya penguatan
kelembagaan, perencanaan tata guna lahan, pengembangan masyarakat dan penguatan
usaha-usaha kehutanan. Investasi FIP di bidang ini harus memberikan sejumlah
manfaat ekonomi dan sosio-budaya, termasuk berikut ini:
•
Pengakuan yang lebih
baik terhadap hak-hak yang sah atas lahan dan penurunan konflik yang terjadi
yang berkaitan dengan perebutan klaim atas lahan dan yang berkaitan dengan
lahan;
•
Peningkatan investasi
di kawasan yang terdegradasi, meningkatkan kontribusi mereka terhadap
pengurangan kemiskinan, produksi kayu, dan jasa lingkungan;
•
Meningkatkan mata
pencaharian masyarakat lokal melalui pengembangan peluang pendapatan alternatif
yang tidak memberikan tekanan kepada hutan;
•
Pembagian manfaat dari
hutan yang lebih transparan dan setara, termasuk pembagian manfaat REDD+;
•
Meningkatkan iklim
investasi, yang dapat memberikan stabilitas usaha lebih besar dan dasar yang
lebih kuat untuk pertumbuhan di masa depan;
•
Partisipasi lokal yang
lebih efektif dalam proses perencanaan pemerintah dan memperkuat kapasitas
negosiasi dari kelompok lokal dalam kebijakan tata pemerintahan;
•
Kontribusi terhadap
ekonomi lokal dengan menyediakan mata pencaharian bagi orangorang yang hidup di
daerah kawasan hutan; dan
•
Meningkatkan akses
terhadap hasil-hasil hutan non-kayu dan manfaat hutan lainnya.
Perlindungan kawasan hutan di Indonesia juga
mengamankan jasa-jasa lingkungan yang vital. Hal ini termasuk perlindungan daerah
aliran sungai dan tingkat kualitas air, kesuburan Dokumen Rencana Investasi
Kehutanan Indonesia tanah, mencegah banjir dan erosi, mengurangi serangan hama,
penurunan tingkat kebakaran hutan, serta menjaga habitat binatang dan ikan.
Simpanan keaneka-ragaman hayati yang besar di hutan-hutan Indonesia menjamin
bahwa upaya REDD+ berkontribusi secara signifikan terhadap upaya nasional dan
global untuk melindungi keanekaragaman hayati.
0 Response to "Penyebab Deforestasi dan Deradasi Hutan"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.