Pada
mereka yang tidak hamil, sebagian besar hipertiroid Graves dapat di diagnosis
secara klinis oleh karena gambaran klinis yang khas seperti takhikardi, banyak
keringat, kelainan mata dll. Tidaklah demikian pada wanita hamil, sebab
sebagian tanda hipermetabolik dapat disebabkan oleh proses kahamilan sehingga
mengacaukan dengan keadaan hipertiroid . Perubahan-perubahan tersebut ialah :
1 Gejala hiperdinamik
Pada wanita hamil dapat terjadi gejala hiperdinamik seperti tidak tahan
panas, kulit yang panas dan basah, takhikardi.
Berat badan menurun
Pada hamil muda, emesis akan menyebabkan berat badan wanita hamil akan
menurun, keadaan mana mirip pada hipertiroid. Perlu diingat kembali bahwa
hipertiroid justru memberat pada trimester pertama.
Adanya struma.
Sebagian wanita hamil akan ditemukan adanya struma. Hal ini oleh karena
pada kehamilan klirens ginjal terhadap yodida meningkat sehingga dapat terjadi
defisiensi yodium untuk sementara waktu. Penelitian di Skotland menunjukkan
bahwa sekitar 79% wanita hamil disertai dengan adanya struma.
Kadar hormon tiroid
Pada keadaan hamil oleh karena pengaruh estrogen maka kadar TBG (thyroid
binding globulin) akan meningkat, yang akan diikuti oleh meningkatnya kadar TT4
(T4 total) dan TT3 (T3 total) dalam plasma. Dengan demikian apabila kita hanya
mengukur kadar TT4 dan TT3 sebagai parameter fungsi tiroid maka hasil fungsi
tiroid akan memberikan gambaran hiperfungsi . Oleh karena itu sebaiknya untuk
pemeriksaan fungsi tiroid pada kehamilan jangan diperiksa kadar TT4 tetapi FT4
(free thyroxin = tiroksin bebas).
Gejala
Klinik
§ Takikardi
§ Susah
tidur (Insomnia)
§ Eksoftalmus
(Mata kelihatan melotot)
§ Tiromegali
§ Penurunan
berat badan
§ Nyeri
sendi
§ Tremor
(Gemetaran), Gugup (Nervous)
§ Merasa
kepanasan pada suhu normal atau dingin
§ Keringat
berlebihan
Pengaruh
kehamilan terhadap penyakit :
§ Kehamilan
dapat membuat struma tambah besar dan
§ keluhan
penderita bertambah berat
Pengaruh
penyakit terhadap kehamilan dan persalinan :
§ Kehamilan
sering berakhir : abortus (abortus habitualis)
§ Partus
prematurus
§ Kala
II hendaknya diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forseps, karena bahaya
kemungkinan timbulnya dekompensasi kordis.
Dampak
pada Janin dan Neonatus
Sebagian janin bisa dalam keadaan
eutiroid dan sebagian kecil lainya hiper atau hipotiroid. Kedua kondisi ini
dapat terjadi seiring dengan ada tidaknya goiter.
Gambaran klinik yang mungkin dapat
ditemukan pada bayi baru lahir dari ibu yang terpapar tiroksin secara berlebihan adalah sebagai
berikut :
§ Terlihatnya
gambaran goiter tirotoksikosis pada janin atau bayi baru lahir akibat adanya
transfer thyroid-stimulating immunoglobulin melalui plasenta. Janin bisa dalam
keadaan nonimmune hydrops atau bahkan meninggal.
§ Dapat
terjadi goiter hipotiroid pada janin dari ibu yag mendapatkan pengobatan
golongan thiomide. Keadaan hipotiroid ini dapat diterapi dengan pemberian
tiroksin secara intra-amniotik.
§ Pada
janin juga dapat terjadi hipotiroidism tanpa adanya goiter sebagai akibat masuknya
thyrotropin-receptor blocking antibodies ibu melalui plasenta.
Hasil
Akhir Kehamilan
Keadaan
bayi perinatal dari perempuan dengan tirotoksikosis sangant tergantung dengan
tercapai tidaknya pengontrolan metabolic. Kelebihan tiroksin dapat menyebabkan
keguguran spontan.
Pada perempuan yang tidak mendapat
pengobatan, atau pada mereka yang tetap hipertiroid meskipun terapi telah
diberikan, akan meningkatkan resiko terjadinya preeklamsi, kegagalan jantung
dan keadaan perinatal yang buruk.
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan FT4 (free thyroxin) dan (bukan TT4)
Pada saat ini sudah dapat diperiksa kadar FT4 dalam plasma. Pada
hipertiroid kadar FT4 plasma meningkat.
2.
Kadar TSH
TSH (thyroid stimulating hormon) adalah hormon yang dikeluarkan oleh
hipofise bagian anterior yang fungsinya memacu tiroid untuk sekresi T4 dan T3.
Pada saat ini telah dikembangkan cara pemeriksaan laboratorium yang sensitif
untuk deteksi TSH (TSHs = TSH sensitive test). Pada hipertiroid kadar TSHs akan
rendah, sebaliknya pada keadaan hipotiroid kadar TSHs akan meningkat.
3.
Tes TRH
Tes TRH
hanya dilakukan apabila pemeriksaan diatas masih tetap meragukan apakah
hipertiroid atau tidak. Pada umumnya sebagian besar kasus hipertiroid sudah
terdeteksi dengan pemeriksaan FT4 dan TSHs.2,6,8
Pemeriksaan
Laboratorium
§ Thyroid-stimulating
hormone (TSH): biasanya rendah.
§ Kadar
serum T4 bebas meningkat.
§ Triiodothyronine
(T3): meningkat.
§ TSH
receptor antibody (TSI): antibodi ini ada pada Grave's disease.
§ Antithyroid
antibodi: antibodi ini ada pada Hashimoto dan Grave's disease.
Penatalaksanaan
Pengobatan saat hamil
Pengobatan hipertiroid terdiri atas:
a) pemberian obat antitiroid
b) strumektomi subtotal
c) yodium radioaktif.
Pada kehamilan pemberian zat yodium radioaktif
merupakan kontraindikasi sehingga pengobatan pada hipertiroid hamil harus
dipilih antara obat antitiroid dan operasi.
1. Obat antitiroid Thionamida
Thionamida bekerja mencegah sintesis hormon dari sel
tiroid, tetapi tidak dapat menghentikan pelepasan hormon tiroid yang sudah
terbentuk. Oleh karena itu waktu untuk mencapai eutiroid setelah pemberian
thionamida tergantung dari berapa banyak hormon tiroid yang masih tersimpan
sebagai koloid . Pada umumnya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai eutiroid
setelah pemberian obat antitiroid berkisar antara 4-6 minggu.
Dosis obat tergantung pada keadaan hipertiroid dan
minggu gestasi. Pada awal kehamilan sebelum terbentuknya plasenta, dosis obat
antitiroid thionamida dapat diberikan seperti pada keadaan tidak hamil.
Propilthiourasil dapat diberikan dengan dosis 3 sampai 4 kali 100 mg sehari,
sedang NeoMercazole 3 kali 10 mg sehari. Setelah keadaan eutiroid tercapai maka
dosis dapat diturunkan. Pada umumnya dengan dosis PTU 100-200 mg/hari dan
NeoMercazole 10-15 mg/hari selama hamil tidak akan memberikan efek hipotiroid
pada anak.
Makin tua umur kehamilan proses autoimmun ibu akan
menurun, sehingga beberapa ahli menganjurkan untuk menghentikan pemberian obat
antitiroid 4 minggu sebelum persalinan. Krenning dan Hennemann di
Rumah Sakit Dijkzigt Rotterdam menghentikan obat antitiroid 4 minggu sebelum
persalinan. Surge dan Drury dari Dublin Maternity Hospital mempergunakan
dosis awal carbimazole 60 mg sehari tetapi setelah 6-8 minggu diturunkan
menjadi 5-10 mg sehari, kemudian obat dihentikan pada minggu gestasi ke 37.
Andi Sutanto dkk mempergunakan dosis PTU 1-3 kali 100 mg sehari pada 13 wanita
hamil dengan hipertiroid selama kehamilan tidak menemukan kelainan pada bayi
yang dilahirkan.
2.Obat penyekat beta (beta blocker)
Obat penyekat beta seperti propranolol (Inderal),
carteolol (Mikelan) sering digunakan baik sebagai pengobatan tunggal maupun
obat tambahan pada pengobatan hipertiroid. Beberapa sentra juga menggunakan
propranolol pada hipertiroid dengan kehamilan. Penggunaan propranolol pada
kehamilan dilaporkan dapat mengakibatkan beberapa efek samping seperti
plasenta kecil, gangguan pertumbuhan janin, bradikardi postnatal dan
hipoglikemi . Oleh karena itu pada saat ini obat penyekat beta sebaiknya jangan
dipakai pada hipertiroid dengan kehamilan, terkecuali pada keadaan tertentu
misalnya pada krisis tiroid.
3. Pembedahan
Tiroidektomi subtotal hanya dilakukan pada keadaan
tertentu misalnya pada penderita yang sangat allergi terhadap obat antitiroid,
tidak berhasil dengan pengobatan obat antitiroid atau pada mereka dengan gejala
penekanan oleh struma. Worley dan Crosby dari Oklahoma University di
Amerika Serikat meneliti secara retrospektif penderita hipertiroid dengan
kehamilan yang pernah dirawat selama 12 tahun. Ternyata pada mereka yang mendapat
obat antitiroid saja sebanyak 70% melahirkan bayi aterm. Sebaliknya pada mereka
yang mengalami pembedahan strumektomi, hanya 43% yang melahirkan bayi aterm.
Selain itu kematian bayi pada mereka yang mengalami pembedahan ditemukan 43%
sedang angka kematian pada mereka yang mendapat obat antitiroid hanya 20%. Oleh
karena itu mereka menyimpulkan bahwa pengobatan terbaik pada wanita hipertiroid
hamil adalah pemberian obat antitiroid. Di klinik kami(RSUP Wahidin, Makassar)
selama dibukanya Sub-Bagian Endokrin dan Metabolik sejak tahun 1977 (15 tahun)
tidak pernah ditemukan satu kasuspun wanita hamil hipertiroid yang membutuhkan
tindakan pembedahan.
PENGAWASAN SELAMA HAMIL
Tujuan pengobatan pada wanita hamil dengan
hipertiroid ialah selain mencapai eutiroid pada ibu hamil, juga mencegah
terjadinya efek samping pada janin antara lain dengan mencegah terjadinya
hipotiroid dan struma pada janin. Pengalaman dengan dosis kecil PTU antara
100-200 mg sehari dan NeoMercazole 10 - 20 mg sehari sepanjang kehamilan akan
memberikan hasil yang sangat memuaskan. Untuk mengetahui keadaan eutiroid
dengan sendirinya diperlukan pemeriksaan fungsi tiroid selama hamil.
Pemeriksaan yang terbaik ialah pemeriksaan FT4 dan TSHs setiap 4 minggu sekali.
Di klinik yang mampu, pemeriksaan TSI juga dilakukan . Kadar TSI yang
tinggi selama hamil, memberikan kesan pada anak mungkin dapat terjadi
hipertiroid neonatal.
PENGOBATAN PADA SAAT LAKTASI
Seperti sudah disebut sebelumnya, pada akhir
kehamilan proses autoimmun akan berkurang sehingga pada akhir kehamilan pada
umumnya wanita hamil akan menjadi eutiroid. Setelah bersalin, kekambuhan
hipertiorid akan terjadi pada 6 bulan pertama. Oleh karena itu pemeriksaan
fungsi tiroid sebaiknya dilakukan pada 3 bulan dan 6 bulan setelah bersalin.
Apabila terjadi hipertiroid kembali maka harus segera dimulai dengan obat
antitiroid. Sampai saat ini obat antitiroid yang dianggap aman dan tidak
menebus plasenta ialah PTU.
0 Response to "Hipertiroid Dalam Kehamilan"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.