Cedera Akibat Listrik adalah kerusakan yang terjadi
jika arus listrik mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun
menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ dalam.
Tubuh
manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak langsung dengan arus
listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia
akan menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan jaringan tubuh.
Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak.
Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera
melalui 3 cara:
1.
Henti jantung (cardiac arrest) akibat
efek listrik terhadap jantung.
2.
Perusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik
yang melewati tubuh.
3. Luka bakar termal akibat kontak
dengan sumber listrik.
Penyebab
Cedera listrik bisa terjadi akibat tersambar
petir atau menyentuh kabel maupun sesuatu yang menghantarkan listrik dari kabel
yang terpasang. Cedera bisa berupa luka bakar ringan sampai kematian,
tergantung kepada:
1.
Jenis dan kekuatan arus listrik
Secara umum, arus searah (DC) tidak
terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan arus bolak-balik (AC). Efek
AC pada tubuh manusia sangat tergantung kepada kecepatan berubahnya arus (frekuensi),
yang diukur dalam satuan siklus/detik (hertz). Arus frekuensi rendah
(50-60 hertz) lebih berbahaya dari arus frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih
berbahaya dari DC pada tegangan (voltase) dan kekuatan (ampere)
yang sama.
DC
cenderung menyebabkan kontraksi otot yang kuat, yang seringkali mendorong
jauh/melempar korbannya dari sumber arus. AC sebesar 60 hertz menyebabkan otot
terpaku pada posisinya, sehingga korban tidak dapat melepaskan genggamannya
pada sumber listrik. Akibatnya
korban terkena sengatan listrik lebih lama sehingga terjadi luka bakar yang
berat.
Biasanya semakin tinggi tegangan dan
kekuatannya, maka semakin besar kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis
arus listrik tersebut.
Kekuatan arus
listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere (mA) sama dengan 1/1,000
ampere. Pada arus serendah 60-100 mA dengan tegangan rendah (110-220 volt), AC
60 hertz yang mengalir melalui dada dalam waktu sepersekian detik bisa
menyebabkan irama jantung yang tidak beraturan, yang bisa berakibat fatal. Arus bolak-balik lebih dapat menyebabkan
aritmia jantung dibanding arus searah. Arus dari AC pada 100 mA dalam seperlima
detik dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel dan henti jantung.
Efek yang sama ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA.
Jika arus langsung mengalir ke jantung, misalnya melalui sebuah pacemaker, maka bisa terjadi gangguan irama jantung meskipun arus listriknya jauh lebih rendah (kurang dari 1 mA).
Jika arus langsung mengalir ke jantung, misalnya melalui sebuah pacemaker, maka bisa terjadi gangguan irama jantung meskipun arus listriknya jauh lebih rendah (kurang dari 1 mA).
2. Ketahanan tubuh terhadap arus listrik
Resistensi adalah kemampuan tubuh
untuk menghentikan atau memperlambat aliran arus listrik. Kebanyakan resistensi
tubuh terpusat pada kulit dan secara langsung tergantung kepada keadaan kulit.
Resistensi kulit yang kering dan sehat rata-rata adalah 40 kali lebih besar
dari resistensi kulit yang tipis dan lembab.
Resistensi kulit yang tertusuk atau
tergores atau resistensi selaput lendir yang lembab (misalnya mulut, rektum
atau vagina), hanya separuh dari resistensi kulit utuh yang
lembab.Resistensi dari kulit telapak tangan atau telapak kaki yang tebal adalah
100 kali lebih besar dari kulit yang lebih tipis.
Arus
listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya banyak yang dilepaskan
di permukaan. Jika resistensi kulit tinggi, maka permukaan luka bakar yang luas
dapat terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus, disertai dengan hangusnya
jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik. Tergantung
kepada resistensinya, jaringan dalam juga bisa mengalami luka bakar.
3. Jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh
Arus listrik paling sering masuk melalui
tangan, kemudian kepala; dan paling sering keluar dari kaki. Arus listrik yang
mengalir dari lengan ke lengan atau dari lengan ke tungkai bisa melewati
jantung, karena itu lebih berbahaya daripada arus listrik yang mengalir dari
tungkai ke tanah.
Arus yang
melewati kepala bisa menyebabkan:
a. Kejang.
b. Pendarahan otak.
c. Kelumpuhan pernapasan.
d. perubahan psikis (misalnya gangguan
ingatan jangka pendek, perubahan kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan
tidur).
e. irama
jantung yang tidak beraturan.
f. Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.
4. Lamanya
terkena arus listrik.
Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang
mengalami kerusakan. Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami luka
bakar yang berat. Tetapi, jika seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka
bakar yang berat (luar maupun dalam) karena kejadiannya berlangsung sangat
cepat sehingga arus listrik cenderung melewati tubuh tanpa menyebabkan
kerusakan jaringan dalam yang luas. Meskipun demikian, sambaran petir bisa
menimbulkan konslet pada jantung dan paru-paru dan melumpuhkannya serta
bisa menyebabkan kerusakan pada saraf
atau otak.
Gejala
Gejalanya
tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua sifat arus listrik. Suatu
kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan korbannya sehingga dia
terjatuh atau menyebabkan terjadinya kontraksi otot yang kuat. Kedua hal
tersebut bisa mengakibatkan dislokasi, patah tulang dan cedera tumpul.
Kesadaran bisa menurun, pernafasan dan denyut jantung bisa lumpuh.
Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas di kulit dan bisa meluas ke jaringan yang lebih dalam.
Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas di kulit dan bisa meluas ke jaringan yang lebih dalam.
Arus listrik bertegangan tinggi bisa
membunuh jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya, sehingga terjadi
luka bakar pada daerah otot yang luas. Akibatnya, sejumlah besar cairan dan
garam (elektrolit) akan hilang dan kadang menyebabkan tekanan darah yang
sangat rendah. Serat-serat otot yang rusak akan melepaskan mioglobin,
yang bisa melukai ginjal dan menyebabkan terjadinya gagal ginjal. Dalam
keadaan basah, kita dapat mengalami kontak dengan arus listrik. Pada keadaan
tersebut, resistensi kulit mungkin sedemikian rendah sehingga tidak terjadi
luka bakar tetapi terjadi henti jantung (cardiac arrest) dan jika tidak
segera mendapatkan pertolongan, korban akan meninggal.
Petir jarang menyebabkan luka bakar di
titik masuk dan titik keluarnya, serta jarang menyebabkan kerusakan otot
ataupun pelepasan mioglobin ke dalam air kemih. Pada awalnya bisa terjadi penurunan
kesadaran yang kadang diikuti dengan koma atau kebingungan yang sifatnya
sementara, yangi biasanya akan menghilang dalam beberapa jam atau beberapa
hari.
Penyebab utama dari kematian akibat petir adalah kelumpuhan jantung dan paru-paru (henti jantung dan paru-paru).
Penyebab utama dari kematian akibat petir adalah kelumpuhan jantung dan paru-paru (henti jantung dan paru-paru).
Diagnosa
1. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala
dan hasil pemeriksaan fisik.
2. Untuk memantau denyut jantung korban
dilakukan pemeriksaan elektrokardiogram. Jika diperkirakan jantung telah
menerima kejutan listrik, pemantauan EKG dilakukan selama 12-24 jam.
3. Jika korban tidak sadar atau telah
mengalami cedera kepala, dilakukan CT scan untuk memeriksa adanya
kerusakan pada otak.
Pengobatan
Pengobatan terdiri dari :
1. menjauhkan/memisahkan korban dari sumber
listrik.
2. memulihkan
denyut jantung dan fungsi pernafasan melalui resusitasi jantung paru
(jika diperlukan).
3. mengobati luka bakar dan cedera lainnya.
0 Response to "Cedera Akibat Kesetrum Listrik"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.