Kejang dapat terjadi akibat adanya kelainan medis.
Rendahnya kadar gula darah, infeksi, cedera kepala, keracunan atau overdosis
obat-obatan dapat menyebabkan kejang. Selain itu, kejang juga dapat disebabkan
oleh tumor otak atau kelainan saraf lainnya. Kurangnya oksigen ke otak juga
dapat menyebabkan kejang. Pada beberapa kasus, penyebab kejang mungkin tidak
diketahui. Kejang yang terjadi berulang mungkin merupakan suatu indikasi akan
adanya suatu kondisi kronik yang dikenal sebagai epilepsi.
Defenisi Kejang Demam
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38¬¬ C) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium (di luar rongga kepala). Menurut Consensus Statement on
Febrile Seizures (1980), kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau
anak yang biasnya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun berhubungan dengan
demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab
tertentu. Infeksi ekstrakranial yang paling banyak didapatkan yakni dari
saluran pernapasan bagian atas, dan merupakan 70% dari seluruh penyebab kejang
demam.
Insiden Kejang Demam
Diperkirakan 3% anak-anak dibawah usia 6 tahun pernah
menderita kejang demam. Anak laki-laki lebih sering pada anak perempuan dengan
perbandingan 1,4 : 1,0. Menurut ras maka kulit putih lebih banyak daripada
kulit berwarna.
Terjadinya bangkitan kejang demam bergantung kepada
umur, tinggi serta cepatnya suhu meningkat. Faktor hereditas juga memegang
peranan. Lennox Buchthal (1971) berpendapat bahwa kepekaan terhadap
bangkitan kejang demam diturunkan oleh sebuah gen dominan dengan penetrasi yang
sempurna. Dan 41,2% anggota keluarga penderita mempunyai riwayat kejang
sedangkan pada anak normal hanya 3%.
Etiologi Kejang Demam
Hingga kini belum diketahui dengan pasti penyebab
kejang demam. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas, radang
telinga tengah, infeksi saluran cerna dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak
selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadang-kadang demam yang tidak begitu
tinggi dapat menyebabkan kejang.
Konvulsi jauh lebih sering terjadi dalam 2 tahun
pertama dibanding masa kehidupan lainnya. Cedera intrakranial saat lahir
termasuk pengaruh anoksia dan perdarahan serta cacat kongenital pada otak, merupakan
penyebab tersering pada bayi kecil.
Pada masa bayi lanjut dan awal masa kanak-kanak,
penyebab tersering adalah infeksi akut (ekstra dan intrakranial). Penyebab yang
lebih jarang pada bayi adalah tetani, epilepsi idiopatik, hipoglikemia, tumor
otak, insufisiensi ginjal, keracunan, asfiksia, perdarahan intrakranial spontan
dan trombosis, trauma postnatal,dan lain-lain.
Mendekati pertengahan masa kanak-kanak, infeksi
ekstrakranial akut semakin jarang menyebabkan konvulsi, tapi epilepsi idiopatik
yang pertama kali tampil sebagai penyebab penting pada tahun ketiga kehidupan,
menjadi faktor paling umum. Penyebab lain setelah masa bayi adalah kelainan
kongenital otak, sisa kerusakan otak akibat trauma, infeksi, keracunan timbal,
tumor otak, glomerulonefritis akut dan kronik, penyakit degeneratif otak
tertentu dan menelan obat.
Gejala Klinik Kejang Demam
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak
kebanakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang
disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat, misalnya tonsilitis, otitis
media akuta, bronkitis, furunklosis dan lain-lain.
Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama
sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk
tonik-klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti
sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberikan reaksi apapun untuk
sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar
kembali tanpa adanya kelainan saraf.
Bila menghadapi penderita dengan kejang demam,
pertanyaan yang sering timbul ialah dapatkah diramalkan dari sifat kejang atau
gejala yang mana kemungkinan lebih besar untuk menderita epilepsi?
Untuk itu Livingston membuat kriteria dan membagi
kejang demam atas 2 golongan, yaitu:
1.Kejang demam sederhana (Simple febril convulsion)
2. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam (Epilepsi triggered off by fever)
1.Kejang demam sederhana (Simple febril convulsion)
2. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam (Epilepsi triggered off by fever)
Kriteria
kejang demam menurut livingtone adalah:
- Umur anak ketika kejang antara
6 bulan dan 4 tahun.
- Kejang berlangsung hanya
sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit.
- Kejang bersifat umum
- Kejang timbul dalam 16 jam
pertama setelah timbulnya demam.
- Pemeriksaan saraf sebelum dan
sesudah kejang normal.
- Pemeriksaan EEG yang dibuat
sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan.
- Frekuensi bangkitan kejang
didalam 1 tahun tidak melebihi 4x.
Kejang demam
yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari ketujuh kriteria modifikasi
Livingston diatas digolongkan pada epilepsi yang diprovokasi oleh demam. Kejang
kelompok kedua ini mempunyai suatu dasar kelainan yang menyebabkan timbulnya
kejang, sedangkan demam hanya merupakan faktor pencetus saja.
0 Response to "Pengertian Kejang Demam Pada Anak"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.