Demam Dengue

Demam dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis. Asia  menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam dengue tiap tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di asia yang tinggi terutama asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang tidak bagus. WHO memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50 juta kasus demam dengue memerlukan perawatan di rumah sakit. Lebih dari 40% penduduk dunia hidup di daerah endemis demam dengue. Indonesia sebagai negara tropis dengan angka kejadian dengue yang tinggi memang memiliki potensi tinggi untuk terjadinya penyebaran wabah dengue di masyarakat. Jutaan orang mengalami demam dengue dan sebagian besar didominasi oleh anak-anak, terutama kelompok umur 4-10 tahun.

Penyakit infeksi virus dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B Artropod Borne Virus (Arboviruses) yang dikenal sebagai genus Flavivirus, family Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotype, yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.

Manifestasi klinis infeksi virus dengue tergantung dari berbagai faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh penderita. Infeksi virus dengue pada manusia terutama pada anak memiliki suatu spektrum manifestasi klinis yang bervariasi, ada yang ringan (mild undifferentiated febrile illness), demam dengue (DD), dan demam berdarah dengue dengan atau tanpa Dengue Shock Syndrome (DSS). Syok sindrom adalah penyebab mortalitas tinggi yang di sebabkan renjatan dan perdarahan hebat. Dari data pola penyakit, Infeksi virus dengue lebih sering dijumpai dalam bentuk demam dengue dibanding demam berdarah dengue, namun lemahnya pengamatan klinis dan pemantauan perjalanan penyakit membuat diagnosis kedua penyakit ini menjadi bias.

Demam dengue adalah demam akut selama 2 – 7 hari dengan dua atau lebih manifestasi yaitu nyeri kepala, nyeri retro orbital, mialgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan dan leucopenia. Awal penyakit biasanya mendadak dengan adanya trias yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan dan ruam. Demam biasanya mencapai 39 oC sampai 40 oC dan demam bersifat bifasik yang berlangsung sekitar 5 – 7 hari. Walaupun demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbeda yang menyebabkan perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah pada peristiwa renjatan yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karena kebocoran plasma  yang diduga karena proses imunologi. Pada demam dengue hal ini tidak terjadi, memang pada fase demam akan sulit membedakan antara DD dan DBD, perbedaan akan tampak jelas pada saat suhu turun, yaitu pada DD akan terjadi penyembuhan, sedangkan pada DBD terdapat tanda awal kegagalan sirkulasi (syok).

Ketajaman pengamatan klinis, serta pemantauan laboratorium secara berkala dan uji serologis membantu klinisi dalam menegakkan diagnosis infeksi virus dengue dengan spectrum klinis yang tepat untuk tatalaksana serta pengawasan klinis dan laboratories yang sangat berperan dalam menentukan prognosis dari infeksi dengue.

0 Response to "Demam Dengue"

Post a Comment

Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.