Penyakit alergi termasuk penyakit genetik atau keturunan,
yang disebabkan oleh antibodi Imunoglobulin E (Ig E). Yang termasuk penyakit
alergi adalah :
- Rinitis alergi, ditandai
oleh bersin-bersin, hidung tersumbat, gatal, berair.
- Konjungtivitis alergi, ditandai
oleh mata gatal, merah, berair, kelopak mata bengkak.
- Urtikaria (biduran,
kaligata), ditandai oleh kulit bentol, merah, gatal.
- Dermatitis (eksim),
ditandai oleh kulit merah, gatal, mengelupas, kasar.
- Asma, ditandai oleh
batuk lama, sesak napas, bunyi mengi waktu bernapas.
- Pada saluran pencernaan,
ditandai oleh mual, muntah, mules, diare.
Untuk mengetahui seseorang apakah menderita penyakit alergi
dapat kita periksa kadar Ig E dalam darah, maka nilainya lebih besar dari nilai
normal (0,1-0,4 ug/ml dalam serum) atau ambang batas tinggi. Lalu pasien
tersebut harus melakukan tes alergi untuk mengetahui bahan/zat apa yang
menyebabkan penyakit alergi (alergen).
Ada beberapa macam tes alergi, yaitu :
Skin Prick Test (Tes tusuk kulit).
Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan,
misalnya debu, tungau debu, serpih kulit binatang, udang, kepiting dan
lain-lain. Tes ini dilakukan di kulit lengan bawah sisi dalam, lalu alergen
yang diuji ditusukkan pada kulit dengan menggunakan jarum khusus (panjang mata
jarum 2 mm), jadi tidak menimbulkan luka, berdarah di kulit. Hasilnya dapat
segera diketahui dalam waktu 30 menit Bila positif alergi terhadap alergen
tertentu akan timbul bentol merah gatal.
Syarat tes ini :
Patch Tes (Tes Tempel).
Tes ini untuk
mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia, pada penyakit dermatitis atau
eksim. Tes ini dilakukan di kulit punggung. Hasil tes ini baru dapat dibaca
setelah 48 jam. Bila positif terhadap bahan kimia tertentu, akan timbul bercak
kemerahan dan melenting pada kulit.
Syarat tes ini :
- Dalam 48 jam, pasien
tidak boleh melakukan aktivitas yang berkeringat, mandi, posisi tidur
tertelungkup, punggung tidak boleh bergesekan.
- 2 hari sebelum tes,
tidak boleh minum obat yang mengandung steroid atau anti bengkak. Daerah
pungung harus bebas dari obat oles, krim atau salep.
·
RAST (Radio Allergo Sorbent Test).
Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan makanan. Tes ini
memerlukan sampel serum darah sebanyak 2 cc. Lalu serum darah tersebut diproses
dengan mesin komputerisasi khusus, hasilnya dapat diketahui setelah 4 jam.
Kelebihan tes ini : dapat dilakukan pada usia berapapun, tidak dipengaruhi oleh
obat-obatan.
·
Skin Test (Tes kulit).
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan.
Dilakukan di kulit lengan bawah dengan cara menyuntikkan obat yang akan di tes
di lapisan bawah kulit. Hasil tes baru dapat dibaca setelah 15 menit. Bila
positif akan timbul bentol, merah, gatal.
·
Tes Provokasi.
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum, makanan,
dapat juga untuk alergen hirup, contohnya debu. Tes provokasi untuk alergen
hirup dinamakan tes provokasi bronkial. Tes ini digunakan untuk penyakit asma
dan pilek alergi. Tes provokasi bronkial dan makanan sudah jarang dipakai,
karena tidak nyaman untuk pasien dan berisiko tinggi terjadinya serangan asma
dan syok. tes provokasi bronkial dan tes provokasi makanan sudah digantikan
oleh Skin Prick Test dan IgE spesifik metode RAST.
Untuk tes provokasi obat, menggunakan metode DBPC (Double Blind Placebo
Control) atau uji samar ganda. caranya pasien minum obat dengan dosis dinaikkan
secara bertahap, lalu ditunggu reaksinya dengan interval 15 – 30 menit.
Dalam satu hari hanya boleh satu macam obat yang dites, untuk tes terhadap
bahan/zat lainnya harus menunggu 48 jam kemudian. Tujuannya untuk mengetahui
reaksi alergi tipe lambat.
Ada sedikit macam obat yang sudah dapat dites dengan metode RAST.
Semua tes alergi memiliki keakuratan 100 %, dengan syarat persiapan tes harus
benar, dan cara melakukan tes harus tepat dan benar.
0 Response to "Tentang Alergi"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.