Peran perawat sebagai pendidik lebih menonjol dalam prevensi primer ini. Upaya prevensi sekunder melalui deteksi dini penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Peran perawat yang menonjol adalah penemu kasus dan pemberi pelayanan. Perawat aktif menemukan kasus penyalahgunaan NAPZA dan melakukan upaya pelayanan dalam mengurangi perilaku tersebut. Upaya prevensi tertier, diarahkan untuk mengurangi dampak atau akibat ketergantungan pada NAPZA. Upaya rehabilitasi lebih menjadi fokus pencegahan tertier. Peran perawat utama pada fase ini adalah sebagaia d v o c a to r agar klien mendapat perlindungan dan mendapat pelayanan yang sesuai serta memadai , pemberi pelayanan (Provider) untuk memaksimalkan fungsi yang masih mampu dilakukan klien. Diharapkan remaja dapat beradaptasi kembali dengan lingkungan menghadapi risiko tersebut. Peran perawat sebagai pendidik lebih menonjol dalam prevensi primer ini. Upaya prevensi sekunder melalui deteksi dini penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Peran perawat yang menonjol adalah penemu kasus dan pemberi pelayanan. Perawat aktif menemukan kasus penyalahgunaan NAPZA dan melakukan upaya pelayanan dalam mengurangi perilaku tersebut. Upaya prevensi tertier, diarahkan untuk mengurangi dampak atau akibat ketergantungan pada NAPZA. Upaya rehabilitasi lebih menjadi fokus pencegahan tertier. Peran perawat utama pada fase ini adalah sebagaia d v o c a to r agar klien mendapat perlindungan dan mendapat pelayanan yang sesuai serta memadai , pemberi pelayanan (Provider) untuk memaksimalkan fungsi yang masih mampu dilakukan klien. Diharapkan remaja dapat beradaptasi kembali dengan lingkungan dan perawat beserta sosial support lainnya (orang tua, teman, tokoh masyarakat dan guru) tetap memantau perilaku remaja agar tidak kembali mencoba menggunakan NAPZA. Masyarakat dituntut menciptakan lingkungan yang mendukung untuk kesehatan remaja. Jika ditemui adanya kondisi yang sangat mendukung terjadinya penyalahgunaan NAPZA seperti bebasnya pusat hiburan mengedarkan NAPZA maka perlu kebijakan oleh pemerintah setempat. Pendekatan promotif dan preventif ini perlu dengan menggunakan pendekatan sistem, karena jika berjalan sendiri-sendiri hasilnya tidak akan memuaskan.
Implementasi dilakukan bersama masyarakat , dengan mengacu kepada perencanaan yang telah disusun bersama masyarakat. Perlu upaya peningkatan harga diri remaja, komunikasi yang efektif dalam keluarga, latihan mengatakan tidak pada NAPZA. Serta berbagai implementasi lainnya.
Evaluasi
Evaluasi pada keperawatan komunitas dilakukan secara terus-menerus. Perubahan - Perubahan perilaku komunitas tidak dapat dilihat dalam jangka waktu singkat, akan tetapi tahapan perubahan perilaku dapat dilihat dari perubahan pengetahuan, psikomotor dan sikap. Minimal dibutuhkan waktu 12 minggu untuk merubah perilaku masyarakat. Perubahan yang lebih besar membutuhkan waktu 6 bulan, satu tahun bahkan lebih. Evaluasi dilakukan bersama-sama masyarakat. Apakah terjadi penurunan pengguna NAPZA ?, apakah kekerasan masih sering terjadi dan bagaimana insiden AIDS / HIV dalam komunitas remaja.
0 Response to "Peran Perawat Dalam Menghadapi NAPZA"
Post a Comment
Komentar jangan menautkan link aktif (akan di apus).
Jangan rasis, SARA dan mencaci.
Berkomentar dengan bijak dan sopan.